Telkom Luncurkan Satelit Telkom 4 pada Agustus 2018

Bisnis.com,28 Apr 2018, 17:46 WIB
Penulis: Duwi Setiya Ariyanti
Peluncuran satelit Telkom-3/youtube-arianespace.com

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk akan meluncurkan satelit Telkom 4, satelit kesepuluh milik Telkom pada Agustus 2018.

Direktur Keuangan PT Telkom (Persero) Tbk, Harry M Zen mengatakan pihaknya masih belum memutuskan apakah akan menjadi peserta dalam lelang satelit yang ditawarkan pemerintah. Pastinya, pihaknya kini tengah mempersiapkan peluncuran satelit baru Telkom yang akan menggantikan Telkom 1 yakni Telkom 4.

Seperti diketahui, pada medio 2017, Satelit Telkom 1 mengalami gangguan. Salah satu akibat terganggunya satelit itu, sejumlah anjungan tunai mandiri (ATM) tak bisa digunakan. Gangguan tersebut disebabkan umur satelit yang sudah tua.

Telkom 4, tutur Harry, rencananya akan diluncurkan pada pertengahan Agustus 2018. Adapun, Space System Loral (SSL) merupakan pabrikan yang terlibat dalam satelit baru ini. Peluncuran rencananya akan dilakukan SpaceX.

"Belum diputuskan (apakah akan ikut lelang satelit pemerintah). [Peluncuran Satelit Telkom 4] pertengahan Agustus," ujarnya, Sabtu (28/4/2018).

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengatakan Telkom 4 akan mengisi slot orbit yang diisi Telkom 1. Penghentian operasi Telkom 1, jelasnya, membuat slot orbit di 108 derajat bujur timur kosong.

Adapun, estimasi nilai investasi pengadaan Satelit Telkom 4 mencapai US$200 juta. Satelit ini didesain agar bisa memuat 60 transponder yang terdiri dari jenis C-Band dan Extended C-Band.‎ Dengan desain itu, satelit memiliki kapasitas lebih besar daripada Telkom 1 yang memiliki 30 transponder.

Selain dari sisi kapasitas, jangkauan Satelit Telkom 4 pun dua kali lebih luas dari satelit sebelumnya karena bisa menyentuh India. Cakupan ke India menjajdi penting karena Telkom berencana menyewakan 24 transponder.

Alex mengakui bisnis satelit memiliki risiko yang cukup tinggi, dari sisi peluncuran dan pengoperasiannya. Namun, risiko itu terbayar dengan peluang bisnis yang besar karena satelit masih dibutuhkan untuk mendukung ketersediaan jaringan di tengah terbatasnya kapasitas jaringan kabel.

"Memang bisnis satelit ini penuh risiko, tapi benefit-nya besar juga,"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini
'