China & Kanada Masuk Daftar Utama Pengawasan HaKI AS

Bisnis.com,30 Apr 2018, 10:25 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Ilustrasi/chinatechnews.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk melindungi hak kekayaan intelektualnya, AS menempatkan China dan Kanada dalam daftar pengawasan prioritas intellectual property (IP).

Pemerintah Trump membuat daftar panjang negara yang dianggap tidak cukup baik melindungi hak kekayaan intelektual Amerika Serikat. Terdapat 36 negara yang masuk ke dalam daftar tersebut.

China berada dalam daftar prioritas dan menambahkan Kanada atas dugaan yang sama. Laporan tersebut disambut dengan keberatan dari kementerian perdagangan China, yang mengatakan Amerika Serikat tidak memiliki standar obyektif dan keadilan.

China menentang putusan tersebut dan mendesak AS agar memenuhi komitmen bilateral di antara kedua negara sebagaimana dikutip Reuters, Senin (30/4).

"China menentang ini, dan mendesak AS untuk sungguh-sungguh memenuhi komitmen bilateral, menurut Kementerian Perdagangan China dalam situsnya. AS disebutkan AS harus melakukan evaluasi dengan niat positif upaya yang dilakukan oleh pemerintah asing termasuk China di bidang hak kekayaan intelektual.

Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer akan melakukan perjalanan ke China minggu depan bersama dengan pejabat administrasi senior Trump lainnya untuk pembicaraan tentang tuntutan AS untuk perubahan dalam kebijakan perdagangan dan kekayaan intelektual Beijing.

Presiden Donald Trump telah mengancam hingga US$150 miliar dalam bentuk tarif untuk barang-barang impor China. Kementerian Perdagangan China juga mengancam akan membalas dalam jumlah yang sama.

Keputusan untuk memindahkan Kanada dari "Daftar Pengawasan" tingkat bawah ke daftar prioritas yang sama dengan China cukup mengejutkan. Perusahaan farmasi AS telah lama mengeluh bahwa versi generik dari obat-obatan masih berada di bawah perlindungan paten AS, dijual di Kanada dari harga yang jauh lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini