BKPM Pertimbangkan Merevisi Target Investasi 2018

Bisnis.com,01 Mei 2018, 18:37 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong, memberikan paparan pada Indonesia Economic and Investment Outlook 2018 di Jakarta, Kamis (8/2/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah mempertimbangkan untuk merevisi turun target investasi 2018 yang sebelumnya dipatok Rp765 triliun.

Hal ini ditenggarai setelah BKPM mendengar kabar terkait dengan keputusan Kementerian ESDM memotong target investasi di sektor migas, listrik dan pertambangan menjadi US$37,2 miliar dari US$50,96 miliar.

Kepala BKPM Thomas T. Lembong mengungkapkan data BKPM memang tidak mencantumkan investasi dari sektor minyak dan gas (migas), tetapi data Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) BKPM mengkalkulasi investasi di sektor kelistrikan dan pertambangan.

Menurut pengetahuan BKPM, pemotongan terbesar terjadi pada sektor kelistrikan sebesar US$24,88 miliar menjadi US$12,2 miliar atau hampir setengahnya.

"Jadi kami masih dalam proses mempelajari apakah kami pun harus merevisi target investasi secara total yang mecerminkan revisi target investasi dari Kementerian ESDM tersebut," kata Thomas dalam paparan realisasi investasi kuartal I/2018 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (30/4).

Untuk itu, BKPM akan melakukan pembicaraan dengan Kementerian ESDM, Kementerian BUMN serta PLN guna mendapat penjelasan terkait dengan masalah ini. Thomas menuturkan BKPM bersedia membantu untuk mengawal realisasi di sektor kelistrikan dan pertambangan.

"Kalau tahun ini tidak bisa diapa-apain lagi, minimum kita mulai siap-siap untuk kebijakan dan inisiatif untuk memperbaiki iklim investasi di kelistrikan tahun depan," tegas Thomas.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menegaskan kementeriannya tidak melakukan revisi target investasi di sektor kelistrikan dari US$24,88 miliar menjadi US$12,22 miliar seperti yang disampaikan oleh Kepala BKPM.

"Tidak [ada pemotongan]," tegas Jonan dalam pesan singkat kepada Bisnis, Selasa (1/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini