Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri keuangan non bank tetap melanjutkan rencana meningkatkan porsi investasi pada instrumen saham di tengah tren pelemahan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal kuartal II/2018.
Komisaris PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Dobias Iskandar mengatakan pihaknya memang telah berencana memperbesar alokasi investasi ke instrumen saham pada 2018. Setidaknya, jelasnya, 10% dari total investasi pihaknya bakal ditempatkan pada instrumen tersebut.
Pelemahan IHSG pada pekan lalu, kata dia, sebenarnya menjadi peluang untuk merealisasikan rencana tersebut.
"Cakrawala Proteksi akan beli saham blue chip," ungkapnya kepada Bisnis.com, Rabu (2/5/2018).
Berdasarkan laporan keuangan audited per 31 Desember 2017, Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia membukukan total investasi senilai Rp292,11 miliar atau bertumbuh sekitar 23,61% dibandingkan 2017. Dari jumlah itu, perusahaan asuransi kerugian ini menempatkan sekitar 63,5% atau senilai Rp185,52 miliar di deposito berjangka dan sertifikat deposito.
Sekitar 7,91% investasi perseroan dialokasikan pada reksa dana, sedangkan 16,2% dananya ditempatkan pada surat berharga negara (SBN).
Alokasi investasi Cakrawala Proteksi pada saham hanya mencapai Rp3,50 miliar atau sekitar 1,20% dari total dana kelolaan.
Dobias mengatakan pihaknya mengincar sejumlah saham dari emiten dengan kapitalisasi jumbo. Pasalnya, dia menilai harga saham-saham tersebut relatif lebih rendah saat ini.
"Cakrawala tetap akan beli saham blue chip yang menurut kami harganya telah murah," ungkapnya.
Direktur Investasi PT Taspen (Persero) Iman Firmansyah baru-baru ini mengatakan pada tahun ini pihaknya menargetkan peningkatkan alokasi investasi ke instrumen pasar modal hingga kisaran 20%, setelah pada tahun lalu hanya mencapai 8%-10%.
Namun, dia mengakui bahwa pasar modal nasional juga masih dihadang oleh dampak sentimen negatif dari pasar global. Oleh karena itu, dia mengatakan pihaknya meningkatkan porsi itu secara perlahan di tengah situasi saat ini.
“Pasar masih dibayang-bayangi oleh trade war. Pasar masih belum membaik, sehingga kami masih wait and see,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel