Gara-Gara Tomat Sayur, Inflasi Manado Catatkan Posisi Tertinggi di Sulawesi

Bisnis.com,02 Mei 2018, 17:55 WIB
Penulis: Kurniawan A. Wicaksono
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Moh. Edy Mahmud (kiri) dan Kabid Distibusi BPS Sulut, Marthedy M. Tenggehi saat menyampaikan rilis bulanan, Rabu (2/1/2018)./bisnis-Kurniawan A. Wicaksono

Bisnis.com, MANADO – Indeks harga konsumen di Manado pada April 2018 mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan dengan kota lain di Sulawesi. Tomat sayur menjadi penyumbang inflasi terbesar bulan lalu.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Moh. Edy Mahmud memaparkan indeks harga konsumen di Manado pada bulan keempat tahun ini mencapai 1,09% (month to month/mtm) atau 2,28% (year to date/ytd) dan 2,24% (year on year/yoy).

“Inflasi 1,09% ini tertinggi di Sulawesi. Pola April ini sedikit berbelok arah dari dua tahun sebelumnya yang selalu mencatatkan deflasi,” ujarnya saat merilis data bulanan, Rabu (2/5/2018).

Sumber: BPS Sulut, 2018

Jika melihat dari kelompoknya, bahan makanan menyumbang inflasi terbesar dengan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) mencapai 6,22%. Tomat sayur yang pada Maret 2018 menjadi penyumbang deflasi justru berbalik menjadi penyumbang inflasi pada April 2018.

Tomat sayur mencatatkan kenaikan indeks hingga 1,21%. Menurutnya, kenaikan harga komoditas ini sudah relatif tinggi mulai minggu pertama April, di kisaran Rp10.500-Rp11.000 per kilogram. Kali ini, harga sudah merangkak naik hingga Rp12.000-Rp13.000 per kilogram.

Padahal, pada Maret 2018, harga tomat sayur di kisaran Rp5.000-Rp6.000 per kilogram. Edy melihat ada gangguan dari sisi suplai atau pasokan karena dampak dari cuaca yang tidak mendukung produksi.

“Cuaca menyebabkan suplai tersendat. Selain itu, tata niaga produk pertanian ini ada yang aneh juga. Di tingkat produsen naiknya enggak tinggi, tapi bisa sangat tinggi [kenaikannya] di tingkat konsumen,” ujarnya.

Menurutnya, semua pihak terutama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara harus terus memantau perkembangan komponen bergejolak (volatile food). Apalagi dalam waktu dekat ada momentum Ramadan.

Sumber: BPS Sulut, 2018

Selain tomat sayur, 9 komoditas lain yang menjadi penyumbang inflasi terbesar yakni bawang merah (0,17%), cakalang (0,08%), bawang putih (0,06%), cabai rawit (0,03%), tuna (0,01%), tindarung (0,008%), selar/ tude (0,007%), cabai merah (0,006%), dan bensin (0,006%).

Sementara, angkutan udara yang bulan sebelumnya menjadi penyumbang inflasi terbesar justru berbalik menjadi penyumbang deflasi terbesar. Angkutan udara mengalami deflasi 0,38%).

Penyumbang deflasi terbesar lainnya a.l. semen (-0,02%), daun bawang (-0,02%), buncis (-0,017%), daun paku/pakis (-0,009%), minyak goreng (-0,009%), selada (-0,006%), mujair (-0,005%), biji nangka (-0,005%), dan jagung manis (-0,005%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini