Pemerintah Optimistis Inflasi Puasa dan Lebaran Terkendali

Bisnis.com,02 Mei 2018, 21:54 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Kepala BPS Suhariyanto (kiri) didampingi Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti memberi penjelasan terkait inflasi saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (1/2)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan inflasi pada Puasa dan Lebaran mendatang tidak akan mengalami gejolak seperti periode tahun lalu yang terkoreksi menjadi paling rendah sejak periode 2014.

Kala itu, Bulan Puasa dan Lebaran juga jatuh pada periode Mei dan Juni. Secara berurutan inflasi tercatat 0,39% dan 0,69% atau berjumlah 1,08%.

Sementara periode Bulan Puasa dan Lebaran 2014 hingga 2016 jatuh pada Juni dan Juli. Pada 2014 besaran inflasi mencapai 1,36% dengan rincian Juni 0,43% dan Juli 0,93%.

Lalu, 2015 tercatat 1,47% dengan rincian Juni 0,54% dan Juli 0,93%. Selanjutnya, pada 2016 1,35% dengan rincian Juni 0,66% dan Juli 0,69%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, inflasi pada periode April sudah cukup membaik, apalagi secara periode tahunan berada pada kisaran 3,41%. Artinya, sudah menunjukkan arah yang semakin turun.

Menurutnya, meski inflasi sudah terlanjur tinggi pada awal tahun tetapi dengan hasil saat ini sudah menunjukkan perubahan yang bagus.

"Intinya kita terus jaga di bawah 0,3%, jika itu dikali 12 bulan kan 3,6%. Sekarang volatile food-nya juga sudah negatif pada 0,26% itu akibat yang tinggi awal tahun," katanya, Rabu (2/5/2018).

Darmin mengemukakan ke depan kecenderungan pasar diproyeksi terus berusaha mendorong naik. Namun, pemerintah sudah memiliki langkah-langkah untuk mengendalikan harga, sehingga beras arahnya pasti akan lebih turun lagi, dan yang utama juga daging.

Meski secara keseluruhan, dirinya masih enggan memperkirakan tetapi pada komoditas bumbu misalnya yang tidak memiliki peran terlalu besar seperti cabai tekanannya masih tinggi ke arah naik. Untuk itu, beras dan daging sedang diupayakan turun.

Pemerintah, lanjut Darmin, memiliki kebijakan khusus untuk mendorong harga turun utamanya pada beras dan daging. Dengan hal ini, dipercaya masih menjadi jurus jitu dalam pengendalian inflasi ke depan.

Sementara itu, meski secara umum perubahan kurs juga berpengaruh terhadap inflasi terutama di core inflation atau lebih sempit lagi di dalam imported inflation tetapi kenaikan dipastikan tidak akan berpengaruh banyak. Darmin optimistis pada bulan-bulan selanjutnya masih akan rendah.

"Jadi mestinya Puasa dan Lebaran inflasi tidak tinggi atau sama seperti bulan sekarang," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini