Utang Luar Negeri, Sri Mulyani Diminta tak Ladeni Tantangan Debat Terbuka Rizal Ramli

Bisnis.com,03 Mei 2018, 17:00 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Rizal Ramli/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Tohir menilai posisi Menkeu Sri Mulyani akan dirugikan kalau bersedia melayani tawaran debat terbuka dari mantan Menko Maritim Rizal Ramli mengingat posisinya sebagai bendahara.

"Saya melihat posisi SMI (Sri Mulyani) inikan dilematis, kalau debat itu dilakukan secara terbuka. Pasalnya, dia dalam hal tertentu tidak bisa membeberkan data ke publik secara terbuka,” ujarnya hari ini Kamis (3/5/2018).

Menurutnya, sebagai orang yang mewakili institusi negara, posisi SMI tentu akan dirugikan.

“Kalau dia tidak menjawab jujur, maka citra pemerintah negatif. Begitu juga, kalau dijawab jujur, tentu berdampak negatif pada keamanan negara," ujarnya.
Hafisz justru mengkritik Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu  menyarankan agar serangan kepada pemerintah disertai dengan adu data. Pasalnya, debat antara kedua ahli keuangan itu terkait utang negara justru akan menghancurkan NKRI.

“Karena dikhawatirkan semua rahasia negara akan terbongkar dalam debat publik,” ujar Hafisz, Kamis (3/5).

Di sisi lain, kata mantan Ketua Komisi VI DPR itu, debat itu pasti disaksikan oleh banyak negara dan  investor yang punya kepentingan di Indonesia.

"Begitu tahu rahasia dapur negara kita, bisa-bisa reaksinya negatif. Jadi hal-hal seperti ini yang harusnya diperhatikan," ujarnya.
Malah debat itu jutru akan mempercepat kejatuhan Presiden Jokowi. Karena citra negara dipertaruhkan dalam debat tersebut.

"Saya menyarankan agar debat dilakukan secara tertutup saja. Biar SMI dan RR bawa tim masing-masing. Disitu mereka adu data dan gebrakan-gebrakan meja," ujarnya.

Hafisz menambahkan bahwa sebagai mantan Menko pasti Rizal memiliki sumber data yang valid. Begitu juga dengan SMI, dia juga menguasai data-data yang dimiliki pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini