Korban Penangkapan Polisi AS di Starbucks Berdamai dengan Nilai US$1

Bisnis.com,03 Mei 2018, 01:54 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Unjuk rasa di depan Starbucks Philadelphia, Pennsylvania, AS, Minggu (15/4/2018)./Getty-bbc.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Dua pria kulit hitam yang menjadi viral karena ditangkap polisi Philadelphia, AS di Starbucks telah berdamai dengan pemerintah kota tersebut.

Dilansir dari BBC, Kamis (3/5/2018), Rashon Nelson dan Donte Robinson masing-masing akan mendapatkan US$1, yang lebih berupa langkah simbolis, dan janji dari pemerintah kota untuk mendirikan program wirausaha bagi anak muda.

Perdamaian tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Walikota Philadelphia Jim Kenney. Pemerintah setempat telah berkomitmen menghibahkan dana US$200.000 untuk program wirausaha tersebut.

"Dana tersebut akan digunakan untuk membangun program percontohan bagi murid SMA negeri yang ingin menjadi wirausahawan, sesuai visi Robinson dan Nelson, yang tidak akan mendapatkan dana sedikit pun dari hibah ini," demikian disampaikan Pemerintah Kota Philadelphia.

Kenney mengaku senang kasus itu telah selesai dengan baik. Meski demikian, dia mengakui insiden penangkapan tersebut telah membuat luka di kota ini.

"Ketimbang menghabiskan uang, waktu, dan tenaga dalam proses yang panjang, Rashon Nelson serta Donte Robinson mendekati dan mengundang kami untuk bermitra dengan mereka dalam membuat sesuatu yang positif. Kesepakatan ini adalah hasil pembicaraan itu dan saya tidak sabar melihat hasil program ini," paparnya.

Insiden penangkapan tersebut terjadi pada bulan lalu, ketika keduanya sedang menunggu temannya di sebuah gerai Starbucks. Penangkapan itu juga memicu protes anti rasisme dan viral di media sosial.

CEO Starbucks Kevin Johnson sempat datang menemui Robinson dan Nelson secara langsung untuk meminta maaf. Pada 29 Mei 2018, jaringan kedai kopi internasional itu pun akan menutup 8.000 tokonya sementara untuk menggelar pelatihan anti bias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini