Kalbar Rentan Inflasi, Pemerintah Daerah Diimbau Waspada

Bisnis.com,06 Mei 2018, 18:59 WIB
Penulis: Yanuarius Viodeogo
Ilustrasi/hargababel.com

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia minta Kalimantan Barat mewaspadai pergerakan wilayah itu yang rentan terjadi inflasi pada Mei 2018 sehingga perlu memperkuat koordinasi kebijakan.

Kepala Tim Kantor Perwakilan BI Kalbar Adhinanto Cahyono mengatakan ada sejumlah risiko ke depan yang perlu dicermati seperti penyesuaian tarif komoditas administered prices karena adanya peningkatan harga minyak dunia.

“Perlu juga dicermati penyesuaian batas bawah tiket angkutan udara, kebakaran lahan, bencana asap, anomali cuaca yang dapat mengganggu distribusi bahan pangan,” kata Adhinanto, dikutip dari rilis yang diterima Bisnis, Minggu (6/5/2018).

Selain itu, Kalbar juga perlu menjaga stabilitas politik dan keamanan jelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018 serta wacana kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN) yang dapat meningkatkan ekspektasi inflasi.

Adhinanto mengatakan bahwa untuk peredam inflasi pada April 2018 Kalbar didorong oleh kelompok barang inti yang turun 0,72% pada Maret 2018 menjadi 0,04% bulan selanjutnya.

Komoditas kelompok barang inti yang mengalami inflasi adalah kayu balokan, pasta gigi, sepat siam, obat dengan resep dan emas perhiasan.

“Kayu balokan mempengaruhi kenaikan harga beberapa barang material bangunan lain sebagai indikasi masih berlangsungnya peningkatan permintaan pemabngunan properti.

Di kelompok volatile foods lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi kelompok VF pada April 2018 disumbang oleh meningkatnya harga komoditas daging ayam ras, bawang merah, ikan tongkol, bawang putih dan kubis.

“Kenaikan harga daging ayam ras terutama disebabkan tren peningkatan harga bibit ayam (day old chick) diiringi meningkatknya permintaan menjelang Ramadan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini