Mendagri Pakistan Ditembak Usai Bertemu Pendukungnya

Bisnis.com,07 Mei 2018, 06:30 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Menteri Dalam Negeri Pakistan Ahsan Iqbal dalam sebuah konferensi pers di Islamabad, Pakistan pada Senin (2/10/2017)./Reuters-Faisal Mahmood

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Pakistan Ahsan Iqbal terluka setelah ditembak orang tak dikenal pada Minggu (6/5/2018).

Pelaku penembakan itu diperkirakan terafiliasi dengan partai ultra relijius muslim di negara Asia Selatan tersebut. Peristiwa ini terjadi menjelang Pemilu yang direncanakan digelar pada akhir Juli 2018.

Iqbal disebut ditembak ketika meninggalkan sebuah pertemuan dengan para pemilih dan pendukungnya di Provinsi Punjab. Dia adalah anggota senior partai Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N) dan pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif.

Laporan awal menyebutkan bahwa pelaku yang bernama Abid Hussain telah ditangkap dan menunjukkan afiliasinya dengan Tehreek-e-Labaik. Partai itu mendesak pemerintah memberlakukan hukum penistaan agama, dengan hukuman maksimal berupa hukuman mati.

"Saya tidak bisa mengatakan motifnya saat ini karena alasan keamanan," ungkap Kepala Polisi Distrik Narowal Imran Kishwar seperti dilansir dari Reuters, Senin (7/5).

Peluru mengenai lengan kanan Iqbal dan menembus daerah selangkangannya. Dia langsung diterbangkan ke Lahore untuk ditangani di rumah sakit setempat.

Pemerintah Pakistan menyatakan Iqbal selamat dan sudah tidak dalam kondisi berbahaya.

Terkait hal ini, pemimpin Labaik Khadim Hussain Rizvi mengutuk serangan tersebut dan mengklaim partainya tidak mengizinkan pendukungnya untuk menggunakan senjata.

"Tehreek-e-Labaik adalah gerakan tanpa senjata untuk membawa agama Rasul ke kedudukan tertinggi," ujarnya.

Kelompok ini, yang namanya berarti Gerakan Pendukung Rasul, adalah gerakan politik yang tidak diketahui kaitannya dengan berbagai militan Islam termasuk Taliban Pakistan, yang sudah melakukan sejumlah pemboman dan serangan lainnya di negara itu.

Kelompok tersebut lahir setelah ada gelombang dukungan terhadap Mumtaz Qadri, pengawal gubernur Punjab yang kemudian membunuh atasannya itu pada 2011 setelah sang gubernur meminta adanya relaksasi atas penerapan hukum penistaan agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini