KKP Segera Sisir Pengguna Cantrang di Sumatra

Bisnis.com,08 Mei 2018, 16:16 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Sejumlah kapal yang menggunakan alat tangkap cantrang bersandar saat tidak melaut di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, Jumat (26/5)./Antara-Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana mulai menyisir area Pulau Sumatra, terutama di Asahan, Tanjung Balai, Langkat, dan Batu Bara terkait dengan penggunaan alat tangkap cantrang.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Sjarief Widjaja mengatakan bahwa saat ini hampir sebagian besar nelayan di Pulau Jawa sudah bertransisi dari sebelumnya menggunakan alat tangkap cantrang ke alat tangkap yang lebih ramah lingkungan.

“Di beberapa titik [Pulau Jawa] mungkin ya karena ada keluhan tadi di Cirebon, mungkin saya harus datang kesana. Lamongan juga,” ujarnya di Istana Negara, Selasa (8/5/2018).

Setelah Pulau Jawa, dia mengungkapkan beberapa daerah, terutama Sumatra, terindikasi masih cukup banyak nelayan yang menggunakan cantrang dalam menangkap ikan di laut.

Untuk itu, KKP akan segera melakukan operasi di daerah yang dimaksud guna memastikan upaya transisi dari cantrang ke alat tangkap yang ramah lingkungan bisa berhasil.

KKP sendiri meyakini sekitar 50%—60% kapal cantrang berukuran besar di pantai utara Jawa akan beralih alat tangkap tahun ini. Hal itu dimungkinkan melalui upaya persuasif kepada nelayan sembari terlebih dulu mereka diperbolehkan melaut.

“Nelayan itu harus ada role model. Jadi kalau contohnya ada yang sukses satu dua tiga orang yang lain pada ikut. Jadi sekarang saya lihat memang sudah ada pergerakan izin kepada kami, pindah kesana [pindah dari Laut Jawa ke Natuna dan Arafura],” jelasnya.

Dengan adanya perpindahan tersebut, alat tangkap yang ramah lingkungan dapat dengan mudah digunakan di kawasan tersebut. Tak hanya itu, perpindahan itu juga mengurangi tekanan di Laut Jawa sehingga ikan-ikan kecil mulai muncul dan bisa dimanfaatkan oleh kapal nelayan kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini