Rusuh Rutan Brimob: Wiranto Cerita Cara Pendekatan Polri

Bisnis.com,10 Mei 2018, 16:05 WIB
Penulis: Samdysara Saragih
Menko Polhukam Wiranto (kiri) /ANTARA-Rosa Panggabean

Kabar24.com, JAKARTA — Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengungkapkan aparat kepolisian sempat melakukan kontak tembak dengan sisa tahanan teroris yang menolak menyerah di Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil Kepala Dua, Depok.

Sampai Rabu (9/5/2018) malam, sekitar 155 tahanan teroris telah dilokalisasi pada lokasi tertentu di ruang tahanan itu. Kepada mereka, kata Wiranto, polisi memberikan ultimatum dengan opsi bersedia menyerah atau menghadapi serbuan sampai batas waktu tertentu.

“Pada Kamis [10/5/2018] sebelum fajar mereka menyatakan menyerah tanpa syarat. Satu-persatu keluar dari posisi mereka menyerahkan diri kepada petugas dengan tanpa senjata sebanyak 145 orang,” kata Wiranto dalam keterangan tertulis, Kamis.

Namun, masih ada 10 tahanan teroris tersisa yang ogah menyerah dan memilih bertahan di dalam rutan. Alhasil, tutur Wiranto, aparat keamanan memilih melakukan penyerbuan ke lokasi tempat mereka bertahan.

“Dalam kontak tembak yang berlangsung singkat, 10 orang teroris menyerah,” ujarnya tanpa merinci adanya korban dalam serbuan itu.

Wiranto mengatakan sikap tegas terhadap pelaku tindak pidana terorisme merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo. Pemerintah, kata dia, bertekad melawan aksi terorisme dan radikalisme secara tegas dan tanpa pandang bulu.

Menurut Wiranto, tahanan teroris di Rutan Mako Brimob seharusnya sadar dengan perbuatan mereka. Namun, mereka justru kembali melakukan perbuatan melawan hukum di rutan sehingga lima orang polisi terbunuh dengan cara-cara keji melampaui batas kemanusiaan.

“Kepada seluruh masyarakat saya sampaikan agar mendoakan arwah petugas keamanan sebagai syuhada, mendapatkan tempat yang mulia di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” kata mantan Panglima TNI ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini