ESDM Tentukan Operator 4 Blok Migas Terminasi 2019

Bisnis.com,12 Mei 2018, 06:56 WIB
Penulis: Surya Rianto
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan keputusan terkait wilayah kerja migas terminasi 2019 dengan skema bagi hasil kotor atau gross split.

Hasilnya, total 4 wilayah kerja yang terminasi itu mencatat bonus tanda tangan senilai US$20,29 juta atau setara Rp285 miliar dan komitmen pasti senilai US$308,99 juta atau setara Rp4,3 triliun.

Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) nomor 35 tahun 2004 pengelolaan hulu migas bisa dijadukan kontraktor eksis paling cepat 10 tahun sebelum kontrak habis dan paling lambat 2 tahun sebelum kontrak habis. Pemerintah pun paling lambat menentukan 1 tahun sebelum kontrak wilayah kerja terminasi habis

"Dari total 4 wilayah kerja, PT Pertamina (Persero) selaku perusahaan migas nasional mendapatkan 2 blok terminasi 2019 yakni, Jambi Merang dan Pendopo & Raja. Sisanya, Blok Bula dan Seram nonBula diambil oleh kontraktor eksis," ujarnya dalam jumpa pers pada Jumat (11/5) malam.

Secara rinci, Pada Blok Jambi Merang, Pertamina memberikan bonus tanda tangan senilai US$17,29 juta dengan komitmen pasti selama 5 tahun senilai US$239 juta. Lalu, pada Blok Raja & Pendopo, Pertamina memberikan bonus tanda tangan senilai US$1 juta dengan komitmen pasti senilai US$15,5 juta.

Kemudian, pada Blok Bula, Kalrez Petroleum Ltd., operator eksis yang kembali ditunjuk menjadi pengelola memberikan bonus tanda tangan senilai US$1 juta dan komitmen pasti 5 tahun senilai US$5,25 juta. Untuk, Blok Seram nonBula yang dikelola oleh CITIC Seram Energy Limited memberikan bonus tanda tangan senilai US$1 juta dengan komitmen pasti US$48,89 juta.

Pada blok Jambi Merang, bagi hasil dasarnya, kontraktor mendapatkan split 46,5% untuk minyak, dan 51,5% untuk gas. Lalu, Blok Raja/Pendopo, split kontraktor sebesar 46% untuk minyak dan 51% untuk gas.

Lalu, Blok Seram nonBula, kontraktor mendapatkan split 72,87% dan pada Blok Bula kontraktor mendapatkan split sebesar 66,5%

Produksi keempat wilayah kerja migas itu sebesar 5.700 barel per hari.

Secara rinci, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi memaparkan, dari keempat blok itu, Jambi Merang memiliki produksi paling besar yakni, produksi minyak sebesar 3.700 barel per hari, sedangkan produksi gas sebesar 80 juta kaki kubik per hari.

Blok Pendopo dan Raja memiliki produksi sebesar 500 barel per hari. Lalu, Blok Bula memiliki produksi sebesar 300 barel per hari dan Blok Seram nonBula sebesar 1.700 barel per hari.

Dalam proses penentuan operator, Pertamina disebut hanya mengajukan proposal untuk dua blok yakni, Jambi Merang dan Pendopo & Raja.

Plt. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, perseroan memutuskan hanya mengajukan 2 blok migas terminasi 2019 karena produksinya paling besar. Lalu, 2 blok lainnya dinilai tidak terlalu signifikan.

"Ke depannya, kami pun bakal membuka diri untuk melakukan kemitraan dalam pengelolaan 2 blok tersebut. Kami masih mengkaji peluang yang paling besar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini