Bisnis.com, JAKARTA - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia akan memisahkan atau spin-off unit usaha syariah pada 2024, atau bertepatan dengan batas akhir yang ditetapkan regulator.
Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch mengatakan saat ini pihaknya tengah mematangkan faktor sumber daya manusia (SDM) khususnya di bidang asuransi syariah.
“Kami sedang siapkan banyak SDM profesional untuk [asuransi] syariah,” kata Jens di Jakarta, Senin (14/5).
Tahun lalu diketahui Prudential yariah mencatatkan aset sebesar Rp9,9 triliun, dengan membukukan pendapatan kontribusi bruto sebesar Rp3,4 triliun. Dengan total aset sebesar itu, Prudential mencatatkan diri sebagai perusahaan asuransi jiwa terdepan dalam menjalankan bisnis asuransi syariah di Indonesia.
Peserta baru juga tumbuh 14%, dan peserta non muslim tumbuh hingga 98%. Prudential Syariah juga telah memiliki sekitar 100 ribu agen syariah berlisensi.
Jens melanjutkan, aktuaris di bidang asuransi syariah dan ahli di investasi syariah adalah yang paling dibutuhkan untuk mendirikan perusahaan asuransi full-pledge. Tak hanya di bidang asuransi, kesiapan SDM juga diperlukan untuk mengembangkan semua sisi industri keuangan syariah.
Selain SDM, lanjutnya, sejumlah faktor penunjang bisnis juga menjadi perhatian pihaknya, antara lain, blueprint serta sistem bisnis dan mitra lokal.
“Yang paling penting semua indikator harus cocok, harus ada yang mitra bisnis, partner lokal, SDM, sistem. Semua hal harus fit together, karena ini proyek penting dan besar bagi kami,” jelasnya.
Tahun lalu, Prudential mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp26,8 triliun. Sementara itu, total klaim asuransi yang dibayarkan mencapai Rp 12,3 triliun atau tumbuh 24% dibandingkan tahun sebelumnya. Total dana pada 2017 kelolaan sebesar Rp73,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel