PLTA Batangboru Diklaim sebagai Proyek Pembangkit Ramah Lingkungan

Bisnis.com,14 Mei 2018, 19:32 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, JAKARTA - Proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Batangtoru diklaim sebagai proyek pembangkit yang ramah lingkungan.

Manajer Humas PT North Sumatra Hydro Energi (NSHE) Agus Supriono mengatakan PLTA berkapasitas 510 megawatt (MW) itu telah memenuhi sejumlah persyaratan perizinan terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), analisa risiko lingkungan, aspek-aspek sosial dan lingkungan hidup serta perizinan lain terkait lingkungan dan pembangunan.

PLTA Batangtoru dibangun pada Area Penggunaan Lain (APL) dan secara hukum bukan merupakan kawasan hutan. APL Batangtoru merupakan kawasan yang dicadangkan dan dialokasikan pemerintah provinsi Sumut dan mendapatan persetujuan Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.

“Kami sangat memahami hutan merupakan bagian penting untuk menjaga suhu bumi agar tidak naik. Untuk itu, kami tidak akan pernah mengorbankan hutan apalagi hutan primer dan kawasan konservasi serta merusak keanekaragaman hayati dalam pembangunan PLTA. Hal ini sudah menjadi komitmen kami sejak awal,” kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/5/2018).

Menurutnya, hutan yang terjaga justru menjadi bagian penting dari program pembangunan PLTA Batangtoru untuk menjamin ketersediaan air sebagai bahan baku utama.

”Jika hutan rusak akan berpengaruh pada ketersediaan pasokan air penggerak turbin,“ katanya.

Selain mempertahankan kawasan hutan yang ada di sekitar konsesi PLTA, pihaknya akan menanam bibit pohon dan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan kepada masyarakat.

Pihaknya juga akan mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan PLTA.

“Dengan teknologi yang terus berkembang saat ini dimungkinkan untuk membangun PLTA dengan genangan pada kolam harian berukuran kecil terdiri dari 24 ha badan sungai yang sudah ada dan 66 ha tambahan area yang akan menggenangi daerah yang sangat curam dan tidak terdapat pemukiman penduduk “.

Konsep ini dikenal sebagai run of river Hydropower di mana prinsip kerjanya dilakukan dengan memanfaatkan aliran air sungai tanpa perlu membangun bendungan yang menimbulkan daerah genangan luas.

Agus menambahkan, PLTA Batangtoru merupakan bagian penting dari pembangunan infrastruktur dan ekonomi di Sumatera Utara untuk memenuhi pasokan listrik masyarakat. Proyek ini juga dipersiapkan untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam, dan batubara.

Pembangunan PLTA Batang Toru dengan kapasitas 4×127,5 MW ini berlokasi di Sungai Batangtoru, Desa Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

Target operasi (commercial operation date/COD) PLTA Batangtoru pada 2022 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016. Secara teknis, proyek ini berupa peaker, yakni hanya beroperasi saat terjadi beban puncak kebutuhan listrik.Konsumsi spesifik bahan bakar mencapai 0,24 liter per kWh dan tinggi jatuh air 276 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini