Bisnis.com, JAKARTA-Permintaan kredit modal kerja masih landai sepanjang kuartal I/2018.
Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk Darwin Wibowo mengatakan, permintaan kredit modal kerja di awal tahun ini tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah kondisi ekonomi yang stagnan.
"Kredit modal kerja tidak setinggi dua atau tiga tahun lalu karena ekonomi masih flat," katanya di Jakarta, Selasa (15/5).
Meskipun demikian, dia menilai ada beberapa sektor yang menunjukkan tanda-tanda postif seperti tambang batu bara, garmen, kertas dan otomotif.
Presiden Direktur PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Haryono Tjahrijadi mengatakan, seharusnya permintaan kredit modal kerja meningkat di kuartal II.
Namun, mengingat kondisi mekro ekonomi yang belum pulih maka peningkatan permintaan belum sesuai harapan.
Selain itu, banyaknya hari libur di kuartal II juga turut berpengaruh terhadap permintaan. Sebagaimana diketahui, pada kuartal II tahun ini ada momen libur Lebaran.
"[Hari libur] sedikit banyak pasti ada pengaruhnya terhadap produktifitas ekonomi," tegasnya.
Sedangkan Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. Ferdian Timur Satyagraha berpendapat, kenaikan kredit modal kerja mulai terasa untuk proyek pemerintah jangka pendek dan menengah.
Berdasarkan hasil survei perbankan yang dirilis Bank Indonesia, pada kuartal I/2018 pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis kredit.
Namun, prioritas penyaluran kredit baru pada kuartal II adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.
Berdasarkan data Statistik perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan, pertumbuhan kredit modal kerja per Maret 2018 sebesar 8,8% dengan total penyaluran mencapai Rp2.185 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel