Mendag Komentari Defisit Neraca Perdagangan

Bisnis.com,16 Mei 2018, 08:01 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Petugas mengawasi bongkar muat kedelai impor dari AS, di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (10/10/2017)./ANTARA-Budi Candra Setya

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan defisit neraca perdagangan disebabkan oleh meningkatnya permintaan produk konsumsi mendekati Idulfitri.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), impor sepanjang April 2018 mencapai US$16,09 miliar atau naik 11,38% dibandingkan Maret 2018. Impor barang konsumsi ini meningkat cukup drastis sebesar 38,01% dibandingkan dengan April 2017.

Enggar mengakui peningkatan impor juga disebabkan naiknya permintaan barang modal dan industri. Menurutnya, hal ini juga positif, untuk mendorong kinerja manufaktur nasional.

Di sisi lain, peningkatan konsumsi yang naik, juga disebabkan permintaan menjelang Idulfitri.

“Tidak lebar sekali [defisitnya], sekarang kalau kita lihat kinerja ekspor, target kami kan pertumbuhan 11% [year-on-year/yoy], sekarang realisasinya 9%. Jadi kami tinggal mencari 2% lagi,” tutur Mendag ketika mendampingi Presiden Joko Widodo melepas ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (15/5/2018).

Namun, Enggar menilai peningkatan impor tidak terkait dengan perang dagang AS-China.

Ekspor nonmigas Indonesia ke China mengalami kontraksi sebesar US$537 juta dari US$2,4 miliar menjadi US$1,8 miliar pada April 2018 akibat imbas ketidakpastian perang dagang. Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto melihat penurunan ini disebabkan adanya kecenderungan China menahan produksi akibat kondisi perdagangan internasional.

"Sehingga menyebabkan permintaan ekspor dari Indonesia tertahan," ungkapnya.

Penurunan ekspor komoditas nonmigas dialami oleh bahan bakar mineral sebeasr 45,4%, besi baja sebesar 50%, serta lemak dan minyak nabati sebesar 27,73%.

Kontraksi ekspor ke China ini, lanjut Suhariyanto, baru muncul pada April 2018. Pada Maret 2018, ekspor Indonesia ke China tercatat tumbuh 15,78% dibandingkan Februari 2018.

"Baru sekarang. Kita masih ada permasalahan internal, tapi kalau mau jujur pelemahan ini lebih dipengaruhi eksternal," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini