KINERJA KUARTAL I/2018: Kerugian BLTA Membengkak

Bisnis.com,16 Mei 2018, 08:33 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran kargo PT Berlian Laju Tanker Tbk. membukukan kerugian yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar US$2,45 juta selama kuartal I/2018, membengkak 66,7% dibandingkan kerugian yang diderita perseroan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan Selasa (15/5/2018) malam, emiten pengangkut bahan kimia tersebut membukukan pendapatan operasional bersih sebesar US$5,24 juta, meningkat 10,1% dibandingkan kuartal I/2017.

Dari sisi pengeluaran atau expense, perseroan berhasil melakukan sejumlah efisiensi. Hal ini ditunjukkan dengan biaya operasional kapal yang turun 0,4% dan biaya vessel depreciation yang terpangkas 12% pada kuartal I/2018 secara year-on-year (yoy).

Dalam paparan publik yang dilakukan perseroan belum lama ini, emiten dengan kode saham BLTA tersebut menyampaikan kondisi keuangan perseroan memang belum stabil, ditambah lagi beberapa bank menetapkan kolektivitas BLTA masih default sehingga perseroan sulit mencari pendanaan.

Direktur BLTA Antony Budiawan sebelumnya mengungkapkan perseroan telah melakukan konversi utang menjadi saham melalui tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD) atau private placement.

Adapun update restrukturisasi utang BLTA yakni utang tanpa jaminan dikonversi menjadi saham baru seri A, sebanyak 11,93 miliar saham dengan nilai nominal Rp62,5 per saham. Konversi utang menjadi saham baru itu sesuai dengan hasil rapat kreditur pada 14 Agustus 2015.

Hingga 28 Februari 2018, sertifikat saham emiten tersebut dari hasil konversi utang telah diambil oleh kredit sebanyak 9,14 miliar saham, sedangkan sisanya 2,79 miliar belum diambil oleh eks pemegang obligasi HY dan CB.

Untuk mendistribusikan saham baru seri A kepada pemegang saham, BLTA bekerja sama dengan Wali Amanat HSBC untuk menuntaskan hal tersebut. Sebagai informasi, saham BLTA berhenti diperdagangkan pada awal 2012 dan diperpanjang pada 2013 hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini