NERACA PEMBAYARAN ASURANSI: Engineering Fee Jadi

Bisnis.com,16 Mei 2018, 14:02 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana

Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan premi netto akibat engineering fee yang tidak terkendali di lini bisnis asuransi properti dinilai menjadi penyebab utama dari peningkatan defisit neraca pembayaran jasa sektor asuransi dan dana pensiun pada 2018.

“Saya yakin ini [defisit] terutama disebabkan oleh erosi premi di sektor asuransi properti yang sudah masuk suicide level,” ungkapnya dikutip Bisnis.com, SRabu (16/5/2018).

Dia menjelaskan sebenarnya tarif premi untuk lini bisnis itu relatif sama. Namun, problem biaya tambahan akuisisi dalam wujudengineering fee yang dinilai sudah tidak terkendali dan berlebihan telah menggerus premi netto asuransi umum.

Hal itu, jelasnya, terjadi pada 2016 setelah tarif untuk asuransi properti dan kendaraan ditetapkan pada tahun sebelumnya. “Tapi, menggila pada 2017,” ujarnya.

Kondisi itu, sambung Frans, mengarahkan pelaku asuransi untuk mencari marjin dari reasuransi. Padahal, asuransi properti merupakan lini bisnis terbesar di sektor asuransi kerugian.

Dengan begitu, kenaikan reasuransi di lini bisnis ini berpengaruh besar. Frans pun mengakui bahwa asuransi properti selalu menjadi kontributor utama defisit neraca pembayaran jasa sektor asuransi.

“Secara teknis asuransi, ketika tingkat premi tidak lagi memberikanexpected margin, asuansi mencari marjin itu melalui gearing factorreasuransi. Jadi reasuransi naik, retensi turun,” ungkapnya.

Di samping itu, Frans mengatakan pada tahun lalu pertumbuhan premi asuransi umum hanya mencapai kisaran 3%. Di sisi lain, jelasnya, eksposur penutupan asuransi bertumbuh jauh di atas 3%.

Sementara itu, biaya premi atau unit price proteksi reasuransi katastropik di pasar internasional tidak ikut-ikutan turun. “Karena retensi kita turun, premi yg dibayar ke luar negeri jadi meningkat.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggi Oktarinda
Terkini