Puasa, Volume Sampah di Biak Numfor Meningkat

Bisnis.com,18 Mei 2018, 07:33 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi - Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Pemerintah Kota Bekasi meninjau sumur artesis saat inspeksi mendadak TPST Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/11)./Antara

Bisnis.com, BIAK - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Biak Numfor, Papua mengakui memasuki hari besar keagamaan puasa Ramadan 1439 Hijriah, volume sampah rumah tangga akan mengalami peningkatan hingga mencapai 70 ton setiap hari dibanding sebelumnya berkisar 60 ton/hari.

"Dari 75 ton sampah yang diangkut setiap hari oleh petugas kebersihan dengan dukungan 25 unit ambrol dan bak penampung sampah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Biak Iwan Is Mulyanto, di Biak, Jumat (18/5/2018).

Ia mengatakan dari puluhan ton sampah yang diangkut, sebagian di antaranya dimanfaatkan menjadi pakan ternak, serta dapat diolah bernilai ekonomis di bank sampah.

Iwan Mulyanto mengakui, adanya peningkatan sampah rumah tangga di Biak selama hari besar keagamaan karena peningkatan kebutuhan keseharian.

Pengaruh lain peningkatan sampah, menurut Iwan, karena makin tinggi tingkat kesadaran warga Biak untuk membuang sampah di bak kontainer penampung sampah yang sudah disediakan pada sejumlah lokasi strategis ruas jalan Kota Biak.

Faktor lain adanya peningkatan volume sampah Biak, menurut Iwan Mulyanto, karena berkembang industri rumah yang menjual beragam jenis makanan dan minuman di Biak sekitarnya.

"Setiap hari 350-an pekerja kebersihan dan petugas relawan penyapu jalan pada pagi dan sore menjalankan tugas membersihkan jalan, ya ini bukti nyata warga Biak dapat menjaga kebersihan," ujar mantan Kadisnaker Biak itu pula.

Pada Jumat pagi sejak pukul 05.00 WIT, ratusan petugas kebersihan dan relawan penyapu jalan sudah beraktivitas membersihkan sampah rumah tangga warga Biak dan limbah sampah pasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini