Begini Tanggapan Bos BEI Soal Naiknya Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Bisnis.com,18 Mei 2018, 15:42 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio memberikan sambutan saat acara Investor Gathering & Corporate Forum 2018 di Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio menilai langkah yang diambil Bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga acuan BI 7 days repo rate merupakan langkah kompromi untuk penyesuaian terhadap kondisi yang sudah terjadi di pasar.

Tito menilai secara umum langkah tersebut positif. Dampak dari kenaikan suku bunga sejatinya sudah terjadi lebih dahulu di pasar, sehingga kenaikan suku bunga menjadi keniscayaan. Reaksi pasar pun cukup positif atas keputusan tersebut.

“Buat saya, ini langkah penyesuaian, tidak perlu takut, dampaknya sudah jadi, orang sudah prediksi. Pasar modal itu naik mendahului naiknya perekonomian dan turun mendahului turunnya perekonomian,” katanya, Jumat (18/5/2018).

Tito mengatakan, pasar tidak perlu khawatir berlebihan. Tito menilai, kondisi ekonomi Indonesia masih kuat, fundamental perbankan masih bagus, kinerja emiten pun masih sejat. Dirinya berharap, persepsi pelaku pasar terhadap kondisi pasar akan membaik setelah ini.

“Gubernur BI yang baru juga akan dilantik sebentar lagi. Jadi, lengkaplah, otoritas keuangan kita akan lebih cepat beraksi karena sudah lengkap strukturnya,” katanya.

Meskipun demikian, Tito mengaku bila bisa memilih, dirinya lebih memilih BI rate tidak dinaikkan. Dirinya semula agak khawatir bila peningkatan ini mencapa 50 bps. Namun, dirinya memaklumi langkah Bank Indonesia untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi pasar.

Tito mengatakan, kekhawatiran di pasar masih akan tetap ada, terutama terkait perkembangan isu-isu ekonomi global khususnya peningkatan harga minyak dunia, perang dagang, dan ketegangan nuklir.

Dirinya menghimbau kepada pemerintah untuk terus memberi kepastian terhadap pelaku pasar. Setelah memberi kepastian tentang suku bunga, dirinya juga berharap pemerintah akan memberi kepastian tentang kebijakan subsidi energi menyikapi naiknya harga minyak dunia.

“Yang penting kepastian saja, karena investor itu akan menghitung. Jangan sampai ada satu negara yang dianggap APBN-nya tidak credible. Kita sangat credible, tetapi kalau ada ketidakpastian bisa dianggap tidak credible,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini