BURSA EROPA: Kekhawatiran Perang Dagang Mereda, Indeks Stoxx Naik 0,3%

Bisnis.com,22 Mei 2018, 06:05 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa Eropa menguat./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa Eropa berakhir naik pada perdagangan Senin (21/5/2018), saat meredanya kekhawatiran perang dagang mengangkat dolar AS dan mendukung eksportir.

Indeks saham acuan kawasan Eropa Stoxx Europe 600 naik 0,3% dan ditutup di level tertingginya sejak awal Februari. Sementara itu, indeks FTSE 100 di London menyentuh rekor level tertinggi barunya dengan kenaikan 1% ditopang penguatan dolar AS.

“Faktor bersentimen baik dari gencatan senjata perdagangan [antara Amerika Serikat dan China] memperkuat sentimen bagi aset berisiko, sedangkan pound yang lebih lemah memberi adrenalin bagi blue chips,” kata Neil Wilson, chief market analyst di Markets.com, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/5/2018).

Dolar mencapai level tertinggi barunya dalam lima bulan didorong kelegaan setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan tidak akan melakukan perang dagang dengan China untuk saat ini menyusul kesepakatan kedua negara untuk menangguhkan pengenaan tarif impor.

Aktivitas perdagangan di Eropa sedikit dibatasi dengan tutupnya sejumlah bursa saham, termasuk Jerman karena libur nasional. Di sisi lain, indeks saham di Italia membukukan pelemahan.

Kabar mengenai dua partai antikemapanan di Italia, 5-Star Movement dan League, yang sedang mengupayakan persetujuan presiden bagi perdana menteri untuk memimpin pemerintah yang berencana meningkatkan pengeluaran telah mengganggu pasar keuangan.

Indeks acuan FTSE MIB Italia mengalami penurunan sepanjang sesi dan berakhir melemah 1,5%, saat setiap aksi penawaran terbebani sejumlah saham ex dividen.

"Saya akan menunggu sebelum mempertimbangkan fase pelebaran spread (utang) saat ini dan penurunan saham sebagai kesempatan membeli yang menarik,” kata portofolio manager JCI Capital Alessandro Balsotti.

Pasar ekuitas Italia mengalami penurunan terbesar dalam satu pekan sejak awal Maret pada Jumat akibat kekhawatiran bahwa pemerintahan baru dapat melonggarkan disiplin fiskal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini