Tekan Laju Inflasi, Pemprov Sulsel Gelar Pasar Murah

Bisnis.com,23 Mei 2018, 16:07 WIB
Penulis: Andini Ristyaningrum
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah berupaya untuk menekan laju inflasi selama Ramadan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pasar murah di beberapa titik lokasi.

Meroketnya harga barang pokok saat Ramadan ditengarai menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi. Karena sudah menjadi tren di setiap tahunnya, maka Pemprov Sulsel dan sejumlah pihak terkait akan tetap melakukan langkah konkret untuk mennekan laju inflasi.

Berdasarkan data Bank Indonesia  (BI) Sulsel, pada Ramadan 2017 lalu, angka inflasi Sulsel mencapai 4,38%. Sementara itu tahun ini berdasarkan proyeksi BI, inflasi bisa mencapai 3%-5%.

Hadi Basalamah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, memaparkan pasar murah nantinya akan digelar di Kota Makassar, dan beberapa kabupaten/kota lainnya. Pasar murah tersebut juga melibatkan sejumlah sponsor, baik dari pemerintahan maupun perusahaan ritel.

"Untuk wilayah Makassar akan ada tiga titik lokasi. Sementara di daerah lain akan kami gelar di Kabupaten Maros, Pangkep, Takalar, Gowa, Jeneponto, Kota Palopo, dan Parepare," jelas Hadi di Kantor Gubernur Sulsel hari ini Rabu (23/5/2018).

Di setiap titik pasar murah tersebut Hadi memaparkan akan ada 1.000 tang disediakan dengan potongan harga hingga 70% . Secara normal, delapan komoditi dalam satu paket sembako senilai Rp168 ribu.

"Sementara di pasar murah kita hanya dijualkan senilai Rp50 ribu. Itu sudah ada beras, gula, tepung terigu, telur, susu dan komoditas lainnya," papar Hadi.

Tautoto T. R, Pj Sekretaris Provinsi Sulsel, menambahkan pasar murah ini akan diawali oleh PKK dan Darma Wanita mengambil tempat di Gedung PKK Sulsel. Ia menjamin pasar murah tersebut akan menyasar masyarakat pra sejahtera.

"Selain masyarakat pra sejarah saya juga sudah mengusulkan, pasar murah ini bisa menyasar pegawai golongan I dan para outsourcing," jelas Tautoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini