Sumba Barat Daya Diguncang Gempa 5.6 SR

Bisnis.com,29 Mei 2018, 10:23 WIB
Penulis: Saeno
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, KUPANG - Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, dilaporkan digoyang gempa di atas 5 Skala Richter.

Gempa bumi tektonik berkekuatan 5.6 Skala Richter (SR), Selasa (29/5/2018) dilaporkan mengguncang wilayah Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Namun gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami, kata Kepala Stasiun Geofisika Kampung Baru- Kupang, Robert Owen Wahyu, melalui pesan WhatsApp.

Sejauh ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa tersebut.

Berdasar informasi di laman bmkg.go.id, gempa pada Selasa (29/5) pukul 02:25:26 WIB tersebut terasa di wilayah Sumba Barat, Bima, Sumbawa, dan Mataram.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa informasi awak gempabumi ini berkekuatan M=5,6 selanjutnya dimutakhirkan menjadi M=5,3. Episenter terletak pada koordinat 9,39 LS dan 118,45 BT tepatnya di laut pada jarak 57 km arah barat Kota Waikahaka, Kabupaten Sumba Baratdaya, Propinsi Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 20 km," ujar Badan Meteoro;ogi Klimatologi dan Geofisika..

Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat menunjukkan guncangan dirasakan di Sumba Barat dan Sumba Baratdaya dalam skala intensitas III-IV MMI sementara di Bima, Sumbawa, Mataram dalam III MMI.

"Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas penyesaran di dasar laut. Hal Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike slip fault)."

Gempa 29 Mei 2018, 02:25:26 WIB
Magnitude 5.6 SR
Kedalaman 10 Km
Lokasi 9.29 LS - 118.42 BT
Pusat Gempa 84 km Barat Laut SUMBABARATDAYA-NTT
tidak berpotensi TSUNAMI

 

 Hingga pukul 03:20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," demikian penjelasan BMKG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini