EKONOMI JEPANG: Produksi Perangkat Anjlok, Manufaktur Meleset Jauh dari Perkiraan

Bisnis.com,31 Mei 2018, 09:19 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Seorang pekerja berjalan di areal pabrik yang berada di zona industri Keihin, Kawasaki, Jepang (8/3/2017)./.Reuters-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA -- Output industri Jepang tumbuh di bawah perkiraan pada bulan April 2018. Hal itu, menambah kekhawatiran mengenai kekuatan ekonomi menyusul kontraksi pertumbuhan pada kuartal pertama 2018. Penurunan tajam dalam produksi komponen elektronik dan perangkat disebut sebagai faktor lemahnya ekspansi manufaktur tersebut.

Berdasarkan data Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang yang dirilis hari ini, Kamis (31/5/2018), produksi industri naik 0,3% pada bulan April dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini jauh lebih rendah dari perkiraan sebesar 1,4%.

Sementara itu, output tumbuh 2,5% dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, juga lebih rendah dari perkiraan sebesar 3,6%. Pada Maret, output tumbuh 2,4% year-on-year.

Dilansir Bloomberg. permintaan luar negeri membantu mendorong ekspansi ekonomi Jepang selama dua tahun, sebelum kontraksi pada kuartal pertama tahun ini. Secara keseluruhan, permintaan global diperkirakan akan tetap solid, tetapi siklus teknologi yang digerakkan oleh perkembangan smartphone di Asia mulai mereda, dan dampaknya terlihat pada produksi pabrik di Jepang di bulan April.

Para ekonom memperkirakan ekspansi Jepang akan berlanjut pada kuartal ini, tetapi sejumlah risiko masih mengintai, termasuk meningkatnya friksi perdagangan dan proteksionisme AS, termasuk tarif impor mobil yang terancam.

Hiroaki Muto, kepala ekonom di Tokai Tokyo Research Center mengatakan perlambatan pertumbuhan output industri ini menunjukkan kebijakan longgar Jepang dapat lebih lama berlangsung daripada yang diperkirakan.

“Produksi perangkat elektronik adalah salah satu pendorong utama dari perlambatan ini, sebagian mencerminkan permintaan global yang lemah untuk produk smartphone,' ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.  "Ini adalah waktu yang buruk karena kekhawatiran di pasar keuangan sudah meningkat karena Italia," lanjut Muto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini