Delapan Bank Sepakat Gerakkan Program Pembiayaan Berkelanjutan

Bisnis.com,31 Mei 2018, 23:10 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, di Jakarta, Senin (9/1)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak delapan bank nasional yang mewakili 46% aset perbankan Indonesia bersama WWF Indonesia mengumumkan terbentuknya inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia (IKBI).

Kedelapan bank tersebut yakni Bank Artha Graha Indonesia, BRI Syariah, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank Negara Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, serta Bank Rakyat Indonesia yang tergabung dalam kelompok “the first movers on sustainable banking”.

Pembentukan IKBI merupakan bentuk komitmen perbankan dalam menerapkan praktik keuangan berkelanjutan yang inklusif pada sektor jasa keuangan. Platform tersebut bersifat terbuka untuk industri jasa keuangan bank dan nonbank, emiten, dan sektor industri lain yang relavan.

Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta menyatakan pembentukan IKBI tersebut merupakan kelanjutan dari proyek Bank berkelanjutan yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sejak 2015.

“8 bank ini akan menjadi penggerak pertama bagaimana industri jasa keuangan dapat memberikan kontribusi konkrit dan riil terhadap keuangan berkelanjutan,” katanya di Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Keberadaan IKBI juga diharapkan dapat mendukung implementasi peta jalan (roadmap) keuangan berkelanjutan seperti tertuang dalam POJK nomor 51 dan nomor 60 tahun 2017 tentang Penerapan Prinsip Keuangan Berkelanjutan dan Green Bond.

Pada prinsipnya regulasi tersebut mengatur bagaimana industri jasa keuangan berkontribusi konkrit dan riil terhadap lingkungan yang berkelanjutan.

“Penandatanganan MoU pembiayaan berkelanjutan kali ini untuk menguatkan kelembagaan, khususnya terkait dengan 4 pilar yang mencakup SOP, manajemen risiko, kebijakan dan tata kelola organisasi,” ujarnya.

Sebagai penggerak pertama, BNI berorientasi dalam aspek 3P, yakni people, planet, dan profit. Menurut Bob, keuntungan perbankan dan lembaga jasa keuangan tidak harus dilihat dalam jangka waktu singkat.

“Profit ini aspek ekonomi jangka panjang. Kami memperhatikan aspek profit ini, tetapi kami yakin beberapa pembiayaan tidak terlalu merusak lingkungan. Aspek credit policy dan credit rating industri tertentu termasuk unsur yang dilihat dalam orientasi pembiayaan yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Lebih lanjut, inisiatif  tersebut juga dibangun untuk menangkap peluang bisnis terhadap upaya pembangunan ekonomi Indonesia yang memiliki ketahanan terhadap perubahan iklium dan berkontribusi terhadap upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGss).

Selama satu tahun ke depan, IKBI akan aktif mengembangkan roadmap jangka panjang lbersama anggotanya untuk mengedepankan program strategis, melakukan sosialisasi dan kemitraan serta inisiasi proyek pilot dalam mengembangkan model bisnis ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini