Penambahan Subsidi Solar, Skema Windfall Dinilai Aplikatif

Bisnis.com,01 Jun 2018, 20:51 WIB
Penulis: M. Richard
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Samuel Aset Manajemen (SAM) menyambut baik rencana pemerintah yang berencana untuk menambah subsidi BBM (solar) dari Rp500 per liter menjadi Rp2.000 per liter dengan skema windfall.

Ekonom Samuel Aset Manajemen (SAM) Lana Soelistianingsih menyebutkan, keputusan yang memberikan stabilitas pada indeks harga tersebut adalah baik.

"Ini akan dapat memberikan stabilitas pada indeks harga, apalagi dalam kondisi kita menghadapi event Puasa Lebaran, Pilkada dan Pemilu, belanja populis pemerintah seperti ini memang terpaksa membengkak, tapi tidak apa-apa," katanya kepada Bisnis, Jumat (1/5/2018).

Meski besaran windfall yang diterima pemerintah masih belum diketahui, Lana berpendapat, skema tersebut merupakan langkah aplikatif yang sangat dimungkinkan untuk diambil.

"Memang tidak apa-apa, selagi rencana besaran subsidi tidak berubah, skema itu sangat mungkin digunakan," imbuhnya.

Ditambah lagi, PT Pertamina (Persero) membutuhkan kepastian yang cepat dalam meringakan beban yang ditanggungya.

Sebagai informasi, skema windfall adalah pemerintah memanfaatkan kelebihan penerimaan yang diterimanya dari PNBP dan PPh Migas, yang diakibatkan kenaikan harga minyak di luar prediksi.

Pemerintah awalnya hanya menargetkan penerimaan dari harga ICP US$ 48 per barel, sedangkan pada April 2018, kenaikan harga sudah sebesar 10,72% menjadi US$67,43 per barel dibandingkan dengan akhir 2017.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini