Bisnis.com, BOGOR— Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno memproyeksikan keuntungan yang dikantongi PT Pertamina (Persero) bakal tergerus pada 2018.
“Keuntungan Pertamina sedikit menurun pada 2018 karena kami tidak menaikkan harga premium,” ujarnya di Bogor, Minggu (3/6/2018).
Rini menyebut sejumlah langkah telah dipersiapkan untuk menjaga keuntungan pada tahun ini. Salah satunya, dengan menggandeng pihak ketiga untuk mengelola aset milik Pertamina.
“Sekarang Pertamina punya banyak sumur jadi mungkin kita kerja dengan pihak ketiga sehingga investasi kita share,” imbuhnya.
Sebagai catatan, Pertamina telah memutuskan penyerahan dividen Rp8,57 triliun dari kinerja keuangan 2017. Selain itu, rapat umum pemegang saham menyetujui laporan pendapatan 2017.
Dalam laporan tersebut, pendapatan Pertamina naik 18% dari US$36,49 miliar menjadi Rp42,96 miliar. Sementara itu, volume penjualan konsolidasi tergerus 1% secara tahunan dari 86,84 kiloliter (KL) pada 2016 menjadi 85,88 juta KL pada 2017.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan profil keuangan perseroan pada tahun lalu masih dipengaruhi oleh tren kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs Rupiah terhadap Dolar. Menurutnya, efisiensi yang dilakukan membuat perseroan tetap membukukan pertumbuhan pendapatan.
Dia menambahkan secara umum kinerja operasional perusahaan juga membukukan pertumbuhan. Produksi migas naik sekitar 7% dari 650 MBOEPD (ribu barel minyak ekuivalen per hari) pada 2016 menjadi 693 MBOEPD pada tahuh lalu. Pertumbuhan hulu migas tersebut dipengaruhi oleh produksi dari Banyu Urip dan naiknya produksi ladang luar negeri Pertamina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel