Nuklir Iran, Jerman & Israel Beda Pendapat

Bisnis.com,05 Jun 2018, 13:49 WIB
Penulis: Newswire
Angela Markel/cebit.de

Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang berkunjung, sepakat mengenai mencegah Iran membuat senjata nuklir tapi berbeda pendapat mengenai cara untuk mewujudkan itu, kata Merkel pada Senin (4/6/2018).

Merkel mengeluarkan pernyataan tersebut dalam taklimat bersama dengan Netanyahu, yang berada di Eropa untuk membujuk sekutunya agar mendukung seruannya untuk mengubah kesepakatan nuklir Iran dan mendorong Iran ke luar Suriah.

Merkel mengatakan dalam taklimat tersebut bahwa sebelum kesepakatan yang ditaja oleh PBB itu, Iran sudah dekat dengan kemampuan membuat senjata semacam itu dan kesepakatan tersebut akan menjamin "transparansi lebih besar".

Merkel berjanji akan mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran itu kendati Amerika Serikat keluar, guna mencegah Republik Islam tersebut memiliki senjata nuklir, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa (5/6/2018) siang.

Netanyahu mengatakan kesepakatan itu akan memberi Iran izin untuk mengembangkan sejumlah "tak terbatas" uranium yang diperkaya pada masa depan "sebagai imbalan tidak memperkaya uranium sekarang", yang ia gambarkan sebagai tak bisa diterima baik.

Netanyahu menyeru dunia untuk menjatuhkan sanksi ekonomi atas Iran, dan menuduh Iran "menerima uang untuk mengobarkan perang", sebagai akibat dari kesepakatan nuklir dan penanaman modal asing yang mengalir ke dalam negeri Iran.

"Kita bersatu pada sasaran bahwa Iran takkan pernah diizinkan menerima senjata nuklir," kata Merkel dalam taklimat tersebut.

Ia menambahkan perbedaan hanya ada pada cara mencapai tujuan itu.

Merkel mengatakan kedua negara tersebut dai sependapat mengenai topik itu tapi berkeras bahwa ada konsensus mengenai diakhirinya keterlibatan Iran dalam perang saudara di Suriah.

Selain itu, Merkel kembali menyatakan Israel dan Palestin dapat terus mengandalkan penyelesaian dua-negara.

"Pada saat ini, saya kira ada situasi yang sangat rumit, yaitu tak ada pembicaraan," kata Merkel.

Ia merujuk kepada konflik baru-baru ini dan pertikaian mengenai pengakuan Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel oleh Amerika Serikat.

Ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai kapan Israel akan berhenti menduduki wilayah Palestina di Jalur Gaza, Netanyah mengatakan Israel "bersedia merundingkan penyelesaian perdamaian" tapi menambahkan Jalur Gaza dikuasai oleh HAMAS dan faksi lain yang menyerukan penghancuran Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini