Pasar Saham Lesu, MKNT Batalkan Rencana Rights Issue

Bisnis.com,06 Jun 2018, 00:20 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Direktur Utama PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk. (MKNT) Jefri Junaedi (kedua kiri), Wakil Direktur Roby Tan (kiri), Direktur Operasional Doane Cahyadi (kedua kanan) dan Direktur Marketing and Sales Artiko Samudro memberikan penjelasan saat paparan publik, di Jakarta, Selasa (5/6/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten distributor pulsa dan gawai PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk. membatalkan rencana perseroan untuk menempuh penambahan modal dengan hk memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Direktur Utama Mitra Komunikasi Nusantara Jefri Junaedi mengungkapkan perseroan memutuskan menunda proses penerbitan saham baru tersebut karena situasi pasar yang sedang lesu. Keputusan tersebut pun telah direstui pemegang saham.

“Ada ketentuan kalau dalam waktu 12 bulan dari RUPS yang lalu belum diterbitkan, izin itu akan expired. Izinnya habis pada Oktober 2018 , kalau diterbitkan, sekarang juga sudah terlalu buru-buru,” ungkap Jefri di Jakarta, Selasa (6/5).

Jefri menyampaikan perusahaan tidak mengajukan perpanjangan izin penerbitan saham baru pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Selasa (5/6). Selain itu, emiten dengan kode saham MKNT tersebut tidak mengajukan alternatif pendanaan lain.

Adapun, Mitra Komunikasi Nusantara pada Maret 2018 mengumumkan rencana rights issue sebanyak-banyaknya 1 miliar saham dan 1 miliar waran, dengan target perolehan dana sebesar Rp600 miliar. Perseroan berencana rights issue dengan laporan keuangan Maret 2018, selambat-lambatnya pada September 2018.

Dana rights issue tersebut rencananya akan digunaan untuk memperkuat permodalan pada anak usaha perseroan, untuk meningkatkan lini penjualan pulsa.

Perseroan mencatat selama 2017, endapatan dari penjualan ulsa dan gawai mencapai Rp6,2 triliun. Tahun ini, MKNT menargetkan pendapatan perseroan dapat mencapai Rp10 triliun.

Adapun, 98% pendapatan perusahaan berasal dari lini penjualan pulsa, sehingga MKNT akan agresif menambah jumlah mitra. Perseroan menargetkan penambahan mitra ke wilayah Indonesia bagian Timur yaitu Kalimantan dan Sulawesi hingga 10% dari saat ini 150.000 mitra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini