Bisnis.com, JAKARTA – Hasil investasi sektor dana pensiun dinilai berpotensi sedikit menurun hingga akhir semester I/2018 dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya.
Bambang Sri Muljadi, Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), menjelaskan hal itu bisa terjadi di tengah adanya tren penurunan kinerja sejumlah instrumen. Dia menjelaskan penurunan bunga deposito masih akan memberikan dampak pada investasi dana pensiun.
Pasalnya, jelas dia, sekitar 20% - 30% dana kelolaan dana pensiun ditempatkan pada instrumen tersebut.
“Itu saja sudah memengaruhi. Saham juga, pasti yang terpengaruh adalah DPPK PPIP [dana pensiun pemberi kerja yang menjalankan program pensiun iuran pasti], yang penilaian investasinya bisa tergerus,” ungkapnya sebagaimana dikutip Bisnis.com, Rabu (6/6/2018).
Bambang menilai pada periode itu imbal hasil obligasi korporasi dan surat berharga negara atau SBN relatif stabil. Di sisi lain, dia mengatakan tidak akan terjadi banyak perubahan pada komposisio portofolio investasi dana pensiun sepanjang paruh pertama tahun ini.
Sejumah instrumen investasi dengan potensi imbal hasil tinggi, seperti obligasi korporasi tertentu, akan dipertahankan hingga jatuh tempo. Selain itu, sambung dia, dana pensiun akan tetap menjaga komposisi investasi di SBN dan sejumlah instrumen alternatif lain untuk memenuhi regulasi.
“Mau masuk ke instrumen lain masih ragu-ragu, seperti RDPT [reksa dana penyertaan terbatas] dan MTN [medium term notes],” jelasnya.
Data Otoritas Jasa Keuangan tentang statistik dana pensiun per April 2018 menunjukkan hasil usaha investasi dana pensiun bertumbuh 19,49% (year-on-year/yoy) menjadi Rp6,63 triliun.
Return on investment (ROI) yang telah direalisasikan di sektor dana pensiun pada periode itu telah mencapai 2,57% atau meningkat dari April 2017 yang tercatat sebesar 2,34%. Bila dirincikan, maka ROI DPPK yang menjalankan program pensiun manfaat pasti atau PPMP mencapai 2,66% naik dari 2,55% pada tahun sebelumnya.
DPPK PPIP juga mencatatkan peningkatan ROI menjadi 2,79%, sedangkan dana pensiun lembaga keuangan atau DPLK naik menjadi 2,32%.
Nur Hasan Kurniawan, Wakil Ketua Perkumpulan DPLK, mengakui hasil investasi sektor dana pensiun masih sulit untuk diprediksi hingga akhir semester I/2018 ini. Pasalnya, imbal hasil sejumlah instrumen dinilai masih lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya.
“Sulit diprediksi, karena obligasi dan time deposit masih rendah imbalnya dibandingkan tahun lalu,” ujarnya kepada Bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel