Risiko Global Meningkat, Perekonomian Indonesia Dinilai Tetap Kuat

Bisnis.com,06 Jun 2018, 11:59 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Petugas keamanan mengawasi proses bongkar muat kontainer di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/3)./Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA -- Perekonomian Indonesia diproyeksi tetap kuat meski risiko global meningkat, termasuk kebijakan ekonomi AS.

Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander, menyebutkan ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat pada kuartal I/2018 dengan 5,1% PDB. Hal ini didukung oleh pertumbuhan investasi yang lebih pesat, termasuk dari hasil proyek infrastruktur pemerintah dan pertambangan.

Pertumbuhan yang didorong investasi disebut sebagai pertumbuhan yang bermutu tinggi. Namun, Indonesia dinilai masih terlalu terikat pada komoditas.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi tetap kuat meski risiko global meningkat, seperti normalisasi kebijakan moneter AS, risiko geopolitik, dan proteksionisme," paparnya lewat akun Twitter Bank Dunia Indonesia, @BankDunia, Rabu (6/6/2018).

Kebijakan makroekonomi yang sudah dijalankan pemerintah diklaim cukup kuat sehingga memberi ketahanan terhadap gejolak yang terjadi. Gejolak global yang terjadi pada tahun ini disebut lebih tinggi sehingga membuat adanya depresiasi terhadap mata uang sekaligus memberikan keuntungan yang lebih besar di pasar-pasar yang sedang berkembang.

Hal ini disampaikannya terkait laporan Indonesia Economic Quarterly edisi Juni 2018.

Sebelumnya, World Bank Country Director untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengingatkan Indonesia untuk tidak kehilangan fokus pada dua defisit besar di tengah gejolak ekonomi global ini.

Pertama, defisit infrastruktur. Kedua, defisit modal manusia, yang disebut sebagai faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan.

Modal manusia juga menjadi salah satu tema yang diangkat dalam laporan kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini