Bisnis.com, JAKARTA — Banyak orang bilang soal ketimpangan sosial. Menariknya, ada yang bicara ketimpangan sosial tapi dari balik tembok. Sehingga tidak tahu solusi mencari jalan keluar ketimpangan sosial itu.
Ketimpangan sosial dari balik tembok itu ibaratnya ada dua kelompok. Selama ini kelompok satu dengan kelompok lain tidak terlihat. Kelompok sisi sebelahnya melihat di seberang tembok ada rumah mewah lengkap dengan garasi rumah, kolam renang, dan lainnya.
Kelompok di sebelahnya, rumah tidak ada garasi. Parkir mobil ya begitu saja dijalan. Sebelah tembok ada kolam renang di setiap rumah, sebelahnya ruwet.
Kita memang perlu memikirkan ketimpangan ekonomi ini sebab bila tidak kita atasi, ketimpangan sosial semakin melebar semakin tajam.
Dan kelompok di balik tembok akan semakin banyak penyakit, semakin banyak masalah kriminal, semakin keras dunia mereka. Efek dari ketimpangan sosial adalah kekerasan, kejahatan, dan menurun nya tingkat kesehatan.
Ketimpangan pendapatan semakin tajam dari generasi ke generasi. Saya contohkan anak saya. Anak saya generasi milenial lulus sarjana pada 2016. Mereka sekarang saya sebut generasi ABG, anak babe gue. Kenapa?
Kalau dulu, generasi Muhammad Ali mengenal properti (assets) melalui penemuan. Dulu semuanya misqueen, para penemu mereka mendapatkan kekayaan wealth dari royalti. Pioneer pelopor pembuat Yakult atau Nata de Coco, dan lainnya, misalnya, sekarang ini mereka orang-orang top.
Generasi #doraemon mereka memulai dari level yang sama secara relatif semua mulai dari misqueen. Generasi doraemon adalah generasi orde baru, maksudnya baru lulus menikah dapat mobil, beli rumah.
Generasi milennial zaman now gajinya US$500, buat beli Pertamax sudah habis, gaji enggak naik-naik, rumah ngontrak terus. Bagaimana peta pertandingan generasi milenial?
Generasi doraemon dulu pertandingan yang pintar masuk Delft diterima di Belanda, UNSW, mereka pintar sekarang menjabat CEO gajinya terjamin.
Generasi milenial sekarang mau pintar atau tidak sama saja. Sekarang era War of Capital. Generasi milenial didukung oleh properti (sertifikat rumah, apartmen). Tantangannya adalah mereka harus lebih dalam, mengenal kredit lunak, mengenal kredit investasi, kredit modal kerja, aset likuid, beli saham, investasi reksa dana atau lainnya.
Jadi ya harus mengenal layanan keuangan, atau aset-aset likuid lainnya biar makin berkembang.
Penulis
Ir Goenardjoadi Goenawan, MM
Motivator Uang.
Penulis buku seri "Money Intelligent" dan buku “New Money”
Untuk pertanyaan bisa diajukan lewat: goenardjoadigoenawan@gmail.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel