Jelang KTT G7, Trump Serang UE dan Kanada Lewat Twitter

Bisnis.com,08 Jun 2018, 08:42 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Jelang pertemuan G7, Presiden AS Donald Trump kembali menggunakan Twitter sebagai sarana menegaskan posisinya di simpul perdagangan global.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 bakal digelar di Quebec, Kanada pada 8-9 Juni 2018. Kebijakan impor AS diyakini bakal menjadi salah satu bahasan utama.

Seperti diketahui, Trump telah memberlakukan tarif impor tinggi untuk produk baja dan aluminium, termasuk terhadap produk yang berasal dari negara-negara mitra dagang utamanya seperti Uni Eropa (UE) dan Kanada.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (8/6/2018), Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengindikasikan UE tidak akan menyerah begitu saja terhadap kebijakan Trump. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau memperkirakan pertemuan ini akan berlangsung sengit.

Trump pun segera memberikan responsnya terhadap dua pemimpin tersebut dan menyatakan Prancis serta Kanada menerapkan tarif luar biasa besar terhadap produk AS serta menerapkan hambatan dagang lainnya.

"Tolong beritahu PM Trudeau dan Presiden Macron bahwa mereka menerapkan tarif besar dan hambatan dagang non moneter terhadap produk AS. Surplus dagang UE dengan AS adalah US$151 miliar dan Kanada membuat petani kita tertekan. Saya menanti pertemuan dengan mereka besok," paparnya dalam akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, Kamis (7/6) waktu setempat.

Trump juga menilai Kanada sangat geram dengan kebijakan Negeri Paman Sam, tapi balik menuding kebijakan negara tetangganya itu berdampak buruk terhadap AS.

"PM Trudeau sangat marah, membawa-bawa hubungan antara AS dan Kanada selama ini dan hal-hal lain. Tetapi, dia tidak menyinggung fakta bahwa mereka menetapkan tarif hingga 300% untuk produk susu--menyakiti petani kita, membunuh pertanian kita!" lanjutnya.

Berbagai kebijakan dagang Trump, termasuk balas membalas tarif impor dengan China, sebagai bentuk kecenderungan proteksionisme dan dapat berdampak buruk terhadap perekonomian global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini