BCA Syariah Tawarkan Rp100 Miliar untuk PLN

Bisnis.com,10 Jun 2018, 19:21 WIB
Penulis: Ilman A. Sudarwan
Nasabah saat melakukan transaksi di salah satu kantor Bank BCA Syariah yang ada di Jakarta. (Bisnis/Nurul Hidayat)

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BCA Syariah sudah melayangkan tawaran pinjaman kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk memenuhi kebutuhan pendanaan senilai total US$2,5 miliar pada semester II/2018.

Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan, pihaknya sudah memasukkan tawaran sekitar Rp100 miliar.

“Untuk PLN kami memang sudah merencanakan dan masukkan dalam pipeline untuk penyaluran pembiayaan. PLN menawarkan skema surat berharga sukuk dan pembiayaan, kami sendiri sudah offer sekitar Rp100 miliar di pembiayaan,” tuturnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Menurutnya, bank syariah juga memiliki daya tarik dan kemampuan yang memadai untuk iktu dalam skema pembiayaan tersebut. Kendati demikian, dia belum bisa menerangkan secara detil mengenai tenor dan pricing pembiayaan yang ditawarkan karena masih dalam proses negosiasi.

“Menurut kami memang sektor infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dan tentu saja memberi dampak positif bagi dunia usaha. Kami bank syariah juga perlu berpartisipasi dalam rencana pengembangan tersebut. Kami baru mengajukan offering dengan berbagai kondisi, belum deal saat ini,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, PLN menyatakan sedang mencari sumber pinjaman perbankan senilai US$2,5 miliar pada semester II/2018. Sumber dana tersebut diharapkan diperoleh dari pinjaman perbankan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menarik pinjaman dari perbankan hingga US$2,5 miliar. Rencananya, aksi korporasi tersebut akan dilakukan pada semester II/2018.

Edwin menjelaskan bahwa penarikan pinjaman perbankan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan modal investasi perseroan. Pasalnya, penerbitan obligasi global sebelumnya dilakukan untuk kebutuhan refinancing utang obligasi yang memiliki bunga lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini