Direktur Utama Chandra Asri (TPIA) Tambah Kepemilikan, Berikut Perinciannya

Bisnis.com,11 Jun 2018, 17:46 WIB
Penulis: Riendy Astria
Presdir PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) Erwin Ciputra (kanan), Wakil Presdir Kulachet Dharachandra (ketiga kanan), Direktur Toyo Engineering Corporation Japan Tomohisa Abe (kedua kanan), Presdir PT Inti Karya Persada Tehnik Eiji Hosoi (kiri) dan President & CEO Toyo Engineering Korea Limited Toru Osanai (ketiga kiri) melakukan seremoni peletakan batu pertama fasilitas pabrik baru Polyethylene (PE) di Cilegon, Banten, Jumat (2/1)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Erwin Ciputra menambah kepemilikan sahamnya pada emiten berkode saham TPIA tersebut sebanyak 717.900 saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia, Senin (11/06/2018), total kepemilikan saham Erwin Ciputra meningkat dari semula 17.801.100 saham menjadi 18.519. 00 saham. Persentase kepemilikan terhadap total saham berubah menjadi 0,104% dari 0,099%.

Transaksi tersebut dilakukan pada 21 Mei 2018 hingga 4 Juni 2018 dengan harga pembelian per saham Rp5.500. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/6/2018) saham TPIA ditutup pada level Rp5.800.

Saat ini, Chandra Asri merupaan satu-satunya perusahaan yang mengoperasikan naphta cracker di Indonesia. Ke depan, emiten dengan kode saham TPIA tersebut akan terus mengembangkan kapasitaas untuk memenuhi kebutuhan produk petrokimia nasional.

Di sisi lain, perseroan segera memulai pembangunan pabrik Metil Tert-Butil Ether atau MTBE dan pabrik Butene-1 dalam waktu dekat. Anak usaha PT Barito Pacific Tbk. Tersebut telah menentukan sejumlah pihak untuk menjadi kontraktor pembangunan pabrik.

Melalui entitas anak, PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI), emiten dengan kode saham TPIA tersebut menunjuk Toyo Engineering Corporation (TOYO) dan Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) yang nerupakan anak usaha TOYO Indonesia untuk menjadi kontraktor teknis, pengadaan dan konstruksi (EPC) untuk pembangunan kedua pabrik tersebut.

Erwin Ciputra mengungkapkan, TOYO akan bertanggung jawab untuk sisi teknis dan peralatan yang diimpor, sedangkan IKPT akan bertanggung jawab untuk perincian teknis, peralatan lokal dan konstruksi. Kedua pabrik akan dibangun di areal kompleks petrokimia perseroan di Cilegon, Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini