Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tidak merevisi target pertumbuhan kredit menjelang semester II/2018.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wiryoatmodjo mengatakan target pertumbuhan kredit tetap berada pada level 11% hingga 13%.
Kendati tidak melakukan revisi target pertumbuhan kredit, Bank Mandiri akan mengubah target alokasi kredit untuk lebih banyak berfokus pada kredit segmen korporasi.
“Tidak ada revisi target, pertumbuhannya tetap sama, yang diubah hanya alokasi segmen kreditnya saja, alokasinya akan lebih banyak ditempatkan di segmen korporasi,” katanya beberapa waktu lalu.
Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan kredit segmen korporasi yang cukup signifikan pada semester I/2018. “Karena segmen korporasi memang pertumbuhannya lebih baik pada kuartal I, jadi kami akan tingkatkan porsi di segmen korporasi untuk kredit komersial,” tambahnya.
Pertumbuhan kredit pada segmen korporasi mencapai 16% secara year-on-year (yoy) pada akhir tahun ini. Pertumbuhan tersebut diproyeksikan akan lebih lebih tinggi dari pertumbuhan kredit pada segmen menengah dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pada kredit segmen korporasi sendiri, Bank Mandiri akan berfokus kepada beberapa sektor industri seperti perkebunan, infrastruktur, telekomunikasi, properti, dan pertambangan.
“Mining kami masih masuk, tetapi dengan selektif, karena mining kan tidak hanya batu bara. Ada yang tembaga, ada yang emas, oil and gas juga. Batu bara juga masih, tetapi khusus yang cost-nya bagus,” katanya.
Selain itu, perusahaan optimistis dapat mengejar target untuk menekan rasio non-performing loan (NPL) di bawah level 3% pada akhir tahun ini. Hingga Mei 2018, rasio NPL Bank Mandiri masih tercatat pada kisaran 2% hingga 3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel