Sidang Isbat Bakal Putuskan Lebaran Idulfitri 15 Juni 2018

Bisnis.com,14 Jun 2018, 11:04 WIB
Penulis: Yusran Yunus
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kanan) bersama Anggota Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia MUI Abdullah Zaidi (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai memimpin Sidang Isbat penentuan awal puasa di Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (26/5). Antara-Reno Esnir

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam beberapa jam ke depan, Kementerian Agama akan menggelar sidang penetapan (isbat) pada hari ini, Kamis (14/6/2018), guna menentukan berakhirnya bulan suci Ramadan 1439 Hijriyah/2018 Masehi. Sekaligus menentukan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1439 Hijriyah.

Dari pendapat sejumlah ulama dan merujuk pada fakta-fakta, kemungkinan besar Sidang Isbat yang akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, bakal memutuskan hari Jumat besok (15/6/2018) sebagai waktu berlebaran Idulfitri 1439 H/2018 M.

"Insha Allah kita mengakhiri bulan suci Ramadan pada Kamis (14/6). Sistem falakiyah Muhammadiyah, NU dan Persis, menyatakan 1 Syawal 1439 H jatuh pada Jumat (15/6)," kata Ustad KH. Miqdad Ali Azka, pimpinan Pondok Pesantren Nidaa as Sunnah Pondok Melati Pondok Gede Bekasi, dalam ceramah taraweh di Masjid Al-Ittihad Kompleks Perumahan Bukit Permai, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (11/6) malam.            

Dia menerangkan dalam sistem penanggalan Islam (Hijriyah), jumlah hari dalam setiap bulannya sebanyak 29 atau 30 hari.

"Sekarang kita sudah berpuasa selama 26 hari. Berarti kita berpuasa tinggal 3-4 hari lagi. Kita ber-Idulfitri Jumat atau
Sabtu," ujarnya.

Pihak MUI sendiri mengisyaratkan tahun ini pelaksanaan Lebaran Idulfitri akan berjalan serentak pada Jumat, 15 Juni 2018.

Ormas Islam Muhammadiyah, yang mempedomani hasil hisab hakiki wujudul hilal, telah menetapkan 1 Syawal 1439 H jatuh pada hari Jumat Legi, 15 Juni 2018, sebagaimana tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang ditandatangani oleh DR.H.Haedar Nashir, M.Si (Ketua umum) dan DR.H.Abdul Mu'ti, M.Ed (Sekretaris umum), tertanggal 9 Maret 2018.

Dalam maklumat tersebut, PP Muhammadiyah menyebut penetapan tersebut mengacu kepada hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, yakni berisikan penjelasan sebagai berikut:

Berdasarkan analisa BMKG, pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Syawal 1439 H - bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya - adalah setelah Matahari terbenam pada 14 Juni 2018.

"Sementara bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Syawal 1439 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam pada 14 Juni 2018 tersebut," ujar BMKG dalam laporan tertulis bertajuk "Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam 14 Juni 2018 (Penentu Awal Bulan Syawal 1439 H) ".

Salah satu kesimpulan laporan tersebut adalah ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 14 Juni berkisar antara antara 6,08o di Jayapura, Papua sampai dengan 7,64o di Tua Pejat, Sumatra Barat.

Berdasarkan metode imkanur rukyat bahwa jika posisi hilal sudah berada di atas 2 derajat, maka sudah dinilai masuk bulan baru.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini