Bisnis.com, JAKARTA – Rencana PT Bank Central Asia Tbk. mengakuisisi anak usaha baru di bidang perbankan masih belum terealisasi.
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja pada Februari lalu sempat menyatakan informasi yang lebih detail ihwal bank yang diakuisisi akan diumumkan pada Mei-Juni 2018.
Akan tetapi pada akhir pekan lalu, Jahja kembali menyebutkan aksi akuisisi tersebut akan dirilis dalam tiga bulan ke depan atau sekitar September mendatang.
Jahja menuturkan, rencana tersebut sedikit tertunda karena proses akuisisi tidak semudah yang diperkirakan semula. “Karena banyak pertimbangan dan tidak semudah perkiraan kita,” kata Jahja kepada Bisnis, belum lama ini.
Dia menjelaskan, dalam memilih bank yang hendak dibeli, pihaknya memiliki beberapa pertimbangan, terutama terkait fundamental bank.
“Misalnya NPL [non-performing loan], pencadangannya, CAR [capital adequacy ratio], management, usia karyawan, jumlah cabang, peta dominasinya, kemampuan analisa kredit dan lain-lain,” jelasnya.
Bank swasta nasional dengan aset terbesar di Indonesia itu menyiapkan alokasi dana sekitar Rp4,5 triliun untuk keperluan penambahan modal anak usaha.
Selain untuk anak usaha eksisiting, anggaran Rp4,5 triliun tersebut juga merupakan alokasi kebutuhan rencana akuisisi bank.
“Fleksibel tergantung kebutuhan, kalau kami pakai akuisisi, ya anak perusahaan kita gak tambah nanti. Sementara ini kami lihat anak usaha belum perlu tambahan, jadi bisa dialokasikan ke semua,” tambahnya.
Sebelumnya, bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum itu berniat mencari dua bank untuk diakuisisi menjadi anak usahanya. Rencana tersebut telah bergulir sejak beberapa tahun lalu dan beberapa bank sempat disebut-sebut tengah dijajaki oleh BCA.
Akan tetapi, perseroan kerap membantah ketika dikonfirmasi media. Sampai ini, BCA masih belum menjelaskan keterangan yang lebih rinci terkait bank yang akan diakuisisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel