Bisnis.com, JAKARTA - PT Capital Life Indonesia meraup pertumbuhan yang signifikan pada pendapatan premi bermata uang Dollar Amerika Serikat.
Direktur Bisnis Capital Life Robin Winata mengatakandari lini bisnis ini pihaknya meraup US$2,8 juta hingga akhir Mei 2018.
Angka tersebut meningkat 55% dari perolehan pada periode yang sama tahun lalu yakni sekitar US$1,8 juta.
"Kami itu tumbuh besar di [premi bermata uang] USD. Karena kami mensosialisasikan produk kami, ternyata untuk beberapa orang customer yang suka di USD, nilai tunainya menarik dan jangka waktunya tidak lama," kata Robin di Jakarta belum lama ini.
Sementara itu pendapatan premi bermata uang rupaih pun juga mengalami pertumbuhan 55%. Per Mei 2018, Capital Life mengantongi Rp3,1 triliun, naik secara tahunan dibadingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2 triliun.
Robin menjelaskan, dari total pendapatan premi tersebut produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked berkontribusi Rp1,7 triliun atau sekitar 54%. Sementara itu kontribusi dari produk tradisional sebesar Rp1,4 triliun atau 46%.
Dia juga mengatakan, minat nasabah untuk membeli produk bermata uang USD tidak surut tergerus pelemahan rupiah karena mempertimbangkan dua keuntungan.
"[Keuntungan] Pertama adalah nilai tunainya. Kedua adalah edge-nya, jadi dia mempertahankan nilai USD-nya, makanya dia tumbuh terus," ujar dia.
Meningkatkan pertumbuhan produk USD merupakan satu dari tiga strategi Capital Life untuk mendongkrak total pendapatan premi di tahun ini. Dua strategi lainnya yakni menggenjot sosialisasi produk unggulan terutama di captive market dan menambah mitra bancassurance.
Kerjasama dengan bank yang baru saja diteken yakni dengan PT Bank Bukopin Tbk. Selanjutnya, hingga akhir tahun ini Capital Life membidik penambahan hingga 3 mitra bank baru.
"Karena pertumbuhan sekarang ini kalau tidak ditambah dengan mitra bancasurrance kelihatannya masih ada gap sekitar 20%,' lanjutnya.
Direktur Utama Capital Life Antony Japari menambahkan, hingga akhir 2018 pihaknya menargetkan total pendapatan premi hingga Rp6,5 triliun. Target tersebut naik 14% dari realisasi pendapatan premi 2017 yang mencapai Rp5,7 triliun. Sementara itu pihaknya tidak menargetkan secara khusus total laba tahun ini.
"Kami selalu targetkan top line (pendapatan). [Target] Top line kita Rp6,5 triliun untuk tahun ini, itu akan berimbas ke profit. Pengaruh profit kan banyak, dari sisi biaya-biaya, hasil investasi. Jadi bicara target profit kita tidak spesifik," jelas Antony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel