Harga Saham Terkoreksi, BNI Yakin Hanya Sementara

Bisnis.com,21 Jun 2018, 20:55 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. meyakini penurunan harga saham perbankan, termasuk saham BBNI, hanya bersifat sementara akibat adanya tekanan global.

Dalam penutupan perdagangan Kamis (21/6/2018) sore, harga saham BBNI menurun Rp125 menjadi Rp7.400 atau turun 1,66% dari sebelumnya Rp7.525.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menyatakan penurunan tersebut karena imbas faktor tekanan global, antara lain kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate.

“The Fed kan menaikkan rate-nya lagi, dan karena itu sepertinya ada sinyal dari Bank Indonesia akan segera menyesuaikan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate,” kata Baiquni kepada Bisnis, Kamis (21/6/2018).

Sebagaimana diketahui, pada 13 Juni 2018, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps. The Fed juga memastikan akan kembali menaikan suku bunga acuan dua kali lagi hingga akhir tahun ini. Merespons hal tersebut, Bank Indonesia berencana kembali melanjutkan kebijakan berupa kenaikan suku bunga acuan maupun relaksasi aturan loan to value (LTV).

Baiquni berharap, sejalan dengan upaya penyesuaian suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia, keyakinan para investor dapat kembali tumbuh untuk tetap berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, lanjut Baiquni, faktor perang tarif antara Amerika Serikat dan China yang memanas dalam beberapa pekan terakhir juga turut berimbas ke indeks Dow Jones yang menjadi salah satu barometer pelaku pasar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

“Jadi ini [penurunan saham BBNI dan perbankan lainnya] penyebabnya dari pengaruh global. Selain itu bursa juga cukup lama tutupnya. Saya masih optimistis, nanti kalau BI melakukan penyesuaikan suku bunga, mudah-mudahan confidence asing tetap di Indonesia. Saya yakin ini sementara saja,” paparnya.

Dari sisi kinerja perseroan, Baiquni menegaskan pihaknya akan tetap menjaga perkembangan fundamental BBNI.

Menurutnya, potensi kenaikan suku bunga tidak serta merta diikuti dengan potensi penurunan margin laba. Hal itu lantaran suku bunga kredit sebagian besar bersifat floating dan mengikuti suku bunga pasar. Dengan demikian, dia yakin BBNI masih mampu mencetak laba bersih sesuai dengan ekspektasi.

“Kami akan melakukan adjusment kalau suku bunga naik, jadi belum tentu suku bunga naik diikuti dengan penurunan margin. Kami tetap upayakan menjaga kinerja, sebentar lagi semester I akan selesai, mudah-mudahan hasilnya tidak mengecewakan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini