Jelang Alih Kontrak, PHE Bakal Jaga Produksi SES di 30.000 BOEPD

Bisnis.com,22 Jun 2018, 01:58 WIB
Penulis: Surya Rianto
Aktivitas di Sumur Parang-1 yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) Nunukan Company yang berada sekitar enam kilometer dari Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara , Senin (20/3)./Antara-Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pertamina Hulu Energi tengah mempersiapkan masa transisi beberapa wilayah kerja terminasi yang sudah dialihkan kepada perseroan. Salah satunya, wilayah kerja Southeast Sumatra yang produksinya bakal dijaga sekitar 30.000 barel ekuivalen per hari (BOEPD).

Direktur Pengembangan Pertamina Hulu Energi (PHE) Afif Saifuddin mengatakan masa transisi wilayah kerja Southeast Sumatra (SES) sudah siap menjelang peralihan pengelolaan yang saat ini masih dikelola oleh CNOOC. Perseroan pun sudah mempersiapkan rencana transisi peralihan pengelolaan itu sejak akhir tahun lalu.

"Kami sudah siapkan berbagai strategi agar masa transisi bisa smooth dan lancar," ujarnya pada Kamis (21/6).

Afif mengatakan produksi SES saat ini berada dikisaran 30.000 barel ekuivalen minyak per hari. Perseroan pun akan berupaya untuk bisa mempertahankan produksi dalam periode peralihan tersebut.

"Kami berupaya untuk bisa terjaga di kisaran 30.000 barel ekuivalen minyak per hari," ujarnya.

Dia mengakui pengelolaan SES memang cukup menantang karena termasuk salah satu wilayah kerja yang sudah uzur. Umur sumur-sumur yang ada di SES hampir sama dengan di Offshore North West Java (ONWJ).

"Kami pun sedang mengidentifikasi lebih detail hal tersebut," ujarnya.

Afif mengatakan perseroan pun bakal melakukan pengeboran baru di SES. Hanya saja, skema pengeboran akan dibagi dalam beberapa tahun ke depan.

"Kami pun bakal selektif juga dalam pengembangan SES. Kalau, ada lapangan yang sudah tidak produktif pun bakal langsung ditutup juga," ujarnya.

Wilayah kerja SES bakal berakhir kontraknya pada September 2018. PHE memberikan komitmen pasti 3 tahun pertama untuk pengembangan di wilayah kerja SES senilai US$130 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini