Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga kredit konsumsi diprediksi naik paling cepat dibandingkan dengan jenis kredit lain.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan pasca kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau 7 days reverse repo rate (BI 7DRR), bank mulai menyesuaikan suku bunga.
Bank dengan sendirinya akan cepat menyesuaikan untuk pertahankan marjin keuntungannya. Bunga kredit konsumsi naik paling cepat karena profil risikonya lebih tinggi.
"Bunga kredit konsumsi lag-nya satu bulan. Akan disesuaikan karena profil risiko lebih tinggi, kemudian berlanjut ke bunga kredit modal kerja dan kredit investasi," katanya kepada Bisnis Jumat (22/6/2018).
Selain itu, rasio kredit bermasalah atau NPL (non performing loan) yang saat ini relatif tinggi juga membuat bank lebih menghindari risiko, sehingga menaikan bunga kredit merupakan bagian dari strategi menghindari risiko.
Faktor inefisiensi perbankan juga menjadi salah satu faktor bank menaikkan bunga. BOPO bank yang tinggi dan persaingan 117 bank memperebutkan dana murah jadi masalah laten.
"Beberapa bank BUKU III dan IV sudah bersiap naikan bunga kreditnya. Sinyal itu sebenarnya kurang bagus karena sangat cepat respon kenaikan suku bunga acuan," imbuhnya.
Dia berharap BI dan OJK segera koordinasi guna mendorong efisiensi bank dan memberi insentif agar bank mau konsolidasi merger dan akuisisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel