BURSA AS: Ancaman Perang Dagang Meningkat, Wall Street Terpuruk

Bisnis.com,26 Jun 2018, 06:25 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa AS melemah./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (25/6/2018) atau Selasa pagi WIB, didorong oleh meningkatnya ancaman  dari perang perdagangan antara AS dan sejumlah negara mitranya.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 328,09 poin atau 1,33% ke level 24.252,8, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 37,81 poin atau 1,37% ke 2,717.07 dan Nasdaq Composite melemah 160,81 poin atau 2,09% ke 7.532,01.

Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur rasa kekhawatiran investor di Wall Street, melonjak ke tingkat tertinggi dalam hampir sebulan terakhir. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average mengakhiri sesi di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak Juni 2016.

Dilansir Reuters, Departemen Keuangan AS sedang menyusun pembatasan yang akan melarang perusahaan dengan setidaknya 25% kepemilikan asal China untuk berinvestasi pada perusahaan teknologi AS.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kemudian mengatakan dalam pesan di Twitter bahwa pembatasan akan berlaku, tidak secara khusus untuk China, tetapi "ke semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami."

Tetapi pelemahan Wall Street mereda setelah penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap pembatasan investasi dalam wawancara dengan CNBC.

Investor mengatakan komentar Navarro agak meyakinkan tetapi masih menyisakan ketidakpastian tentang hubungan perdagangan.

"Pada titik tertentu hal tersebut membantu, tetapi itu menunjukkan sinyal yang bertentangan dari pemerintahan, sehingga situasinya tetap tidak tenang," kata Jim Awad, direktur pelaksana senior Hartland & Co di New York, seperti dikutip Reuters.

Pelemahan saham tersebar, tapi  sektor teknologi paling tertekan, dengan indeks teknologi S&P turun 2,3%. Indeks Semiconductor Philadelphia turun 3,1% karena saham produsen chip, yang memperoleh sebagian besar pendapatan mereka dari China, tertekan.

Menambah kekhawatiran investor, Harley-Davidson Inc mengatakan akan memindahkan produksi sepeda motor yang dikirim ke Uni Eropa ke fasilitas internasionalnya. Diperkirakan bahwa tarif yang dikenakan Uni Eropa akan merugikan perusahaan US$90 juta hingga US$100 juta per tahun. Saham Harley-Davidson jatuh 6,0%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini