Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan relaksasi rasio kredit terhadap agunan atau Loan to Value (LTV) diperkirakan dapat mendongkrak pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) hingga 13%-14% tahun ini.
Bank Indonesia menyampaikan saat ini siklus kredit properti masih berada pada fase rendah namun memiliki potensi untuk tumbuh.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan melalui kebijakan tersebut kinerja KPR perbankan diperkirakan dapat tumbuh hingga dua digit dengan melihat momen ekonomi yang masih dalam masa perbaikan dan adanya kebutuhan di masyarakat.
"Kebijakan makroprudensial untuk sektor properti ini kita ambil untuk mendorong pertumbuhan kredit yang sudah mulai menunjukkan pertumbuhan di atas 10% secara year on year tapi untuk year to date masih sekitar 2%," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (29/6/2018).
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan, pertumbuhan kredit rumah tinggal mengalami pertumbuhan sebesar 11,4% secara year on year pada kuartal I/2018 dengan rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 2,6%.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu kinerja KPR perbankan sacara industri tercatat tumbuh 9,9% dari Rp353,6 triliun pada akhir 2016 menjadi Rp392,9 triliun pada Desember 2017.
Kebijakan ini akan berlaku mulai 1 Agustus 2018 mendatang dengan sejumlah persyaratan
Pemberlakuan kebijakan ini dibatasi hanya untuk bank yang memiliki rasio NPL net di bawah 5% dan rasio NPL net di sektor properti kurang dari 5%. Pelonggaran LTV itu hanya berlaku untuk pembelian rumah pertama.
Bank nantinya juga diberikan kewenangan untuk menentukan besaran rasio LTV yang sudah dibebaskan oleh BI terhadap pembelian rumah pertama dan rumah kedua dengan tipe di bawah 21 meter persegi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bank tetap harus memperhatikan aspek kehati-hatian dalam proses penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah.
"Khususnya dalam implementasi [KPR] inden, bank wajib memperhatikan kemampuan pembayaran debitur. Kami melihat kamampuan beli nasabah cukup besar dengan debt service ratio sekitar 13%," ujar Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel