Kampanye Sawit: Gapki Sambut Ajakan Mahathir Lawan Tudingan UE

Bisnis.com,29 Jun 2018, 21:49 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Hamparan perkebunan kelapa sawit membentuk pola terlihat dari udara di Provinsi Riau./Antara-F. B. Anggoro

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyambut ajakan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad untuk bersama menghadapi tudingan Uni Eropa (UE) terhadap produk minyak sawit.  

Menurut Ketua Bidang Komunikasi Gapki Tofan Mahdi, perlu kerja sama yang erat antarnegara produsen untuk menghadapi beragam tantangan dalam industri sawit.

"Memang perlu dilakukan joint campaign untuk mengubah persepsi negatif masyarakat EU tentang minyak sawit," katanya saat dihubungi pada Jumat (29/6/2018).

Sebelumnya pada November 2017, dalam Pernyataan Bersama Konsultasi Tahunan ke-12 antara Presiden Joko Widodo dan PM Malaysia saat itu Dato' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak, di Kuching, Malaysia, Indonesia dan Malaysia sepakat bersama melawan segala bentuk tindakan diskriminatif terhadap kelapa sawit. Kedua negara bakal kompak mempromosikan citra positif minyak nabati paling produktif itu.

Dalam joint statement setebal enam halaman itu, kedua pemimpin negara a.l. menyatakan kembali berkomitmen terus memberi perhatian terhadap Resolusi Parlemen Eropa terhadap Minyak Sawit dan Deforestasi Hutan Hujan karena telah mendiskriminasi komoditas itu ketimbang minyak nabati lain sebagai penyumbang deforestasi.

"Tindakan diskriminatif apa pun yang muncul akibat Resolusi tidak hanya akan dilihat sebagai praktik perdagangan tak adil, tetapi juga berdampak terhadap mata pencaharian jutaan petani sawit di Indonesia dan Malaysia," kata kedua kepala negara.

Tindakan apa pun yang menutup akses pasar bagi produk sawit tidak mencerminkan komitmen masyarakat global menurut agenda 2030 Sustainable Development Goals (SDG's) PBB, khususnya perihal pengurangan kemiskinan dan peningkatan pendapatan.

Padahal untuk mencapai itu, perusahaan kelapa sawit selama ini berupaya membantu perkebunan rakyat melalui kemitraan untuk meningkatkan produktivitas, baik melalui pemilihan benih unggul maupun perbaikan tata kelola perkebunan.

"Program research and development serta mekanisasi dan otomasi yang dilakukan perusahaan, juga perlu ditularkan kepada perkebunan rakyat sehingga produktivitas kebun mereka juga meningkat," kata Ketua Umum Gapki Joko Supriyono dalam Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) 2018.

Sebelumnya, kedua negara yang memasok 85% CPO global itu telah mendirikan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Kolaborasi itu akan membangun, mempromosikan, dan memperkuat kerja sama tentang sawit.

Sekretariat CPOPC di Jakarta pun akan mengintensifkan upaya merencanakan dan mengimplementasikan program untuk mempromosikan citra positif komoditas itu secara global. CPOPC membuka jalan bagi negara-negara produsen lain untuk berpartisipasi dan menjadi anggota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini