Bisnis.com, BANYUWANGI — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menjalin kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Kemitraan kepada para petani kopi yang menjadi mitra binaan PTPN XII.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto menuturkan, BNI telah menyalurkan KUR kepada para kopi di Banyuwangi dan sekitarnya sekitar Maret–April, atau satu bulan setelah Program Kemitraan Petani Kopi PTPN XII dengan BNI diluncurkan.
Saat itu, tuturnya, sebanyak 559 petani kopi rakyat mendapatkan kucuran KUR dari BNI sebesar Rp5,2 miliar. BNI menargetkan dengan adanya pemberian kredit tersebut, para petani tersebut diharapkan dapat menerima bimbingan agar mereka dapat naik kelas dan memenuhi syarat untuk mendapatkan KUR di periode berikutnya.
Dukungan tersebut dilanjutkan dengan penyaluran Kredit Kemitraan pada 26 Juni. Sebanyak 1.018 petani kopi rakyat mendapatkan Kredit Kemitraan BNI senilai Rp7,6 miliar. Pembiayaan kepada petani KUR dilakukan secara one on one di tiga kabupaten, yakni Banyuwangi, Jember dan Malang.
Kredit tersebut disalurkan kepada 109 kelompok petani di Kabupaten Banyuwangi dan Jember. Dengan demikian terdapat sekitar 1.577 petani kopi rakyat yang telah mendapatkan kucuran kredit BNI, baik berupa KUR maupun Kredit Kemitraan.
General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo mengatakan, kepedulian BNI terhadap peningkatan kesejahteraan petani tersebut antara lain dilakukan dengan melakukan seleksi para petani untuk diikutkan dalam pelatihan dan sertifikasi menjadi barista.
Menurutnya, program capacity building tersebut ditujukan untuk memperkaya dan menambah pengetahuan para petani. Kegiatan capacity building yang dilakukan antara lain pelatihan budidaya kopi agar lebih produktif, pelatihan teknik panen dan petik serta pengolahan kopi yang baik, dan mengajak mereka menjadi barista kopi.
"Pemateri capacity building berasal dari PTPN XII dan pemilik Ijen Isun Cafe," ujarnya dikutip dari siaran pers, Minggu (1/7/2018).
Dia mengatakan, keterlibatan BNI dalam program ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya BNI menilai petani kopi rakyat masih sulit memperoleh akses pembiayaan, akses pasar dan akses mendapatkan pelatihan budidaya kopi yang baik.
Selain itu, perseroan juga menilai kebun kopi petani rakyat umumnya masih berupa tanaman kopi yang usianya sudah tua, sehingga perlu dilakukan peremajaan. Di samping itu, produktivitas dan kualitas kopi rakyat masih juga dianggap belum memenuhi standar kualitas kopi yang baik.
Selanjutnya, BNI menilai masih terjadi iddle capacity atau kekurangan bahan baku pabrik PTPN XII yang dipasok oleh hasil kopi rakyat. Terakhir, Implementasi hasil riset dan pengembangan teknologi kopi dari PTPN XII diperlukan oleh masyarakat petani kopi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Melalui kolaborasi antara BNI dan PTPN XII ini, petani diharapakan akan mendapatkan pembinaan, akses pembiayaan, dan akses pasar hasil panen kopi rakyat. Selain itu, Kualitas dan produktivitas kopi rakyat juga diharapkan akan meningkat.
Selanjutnya, para petani diharapkan dapat melakukan budidaya dengan benar dan menjaga kelangsungan produksi tanaman kopi dan kelestarian lingkungan serta dapat meningkatkan tingkat keamanan kebun kopi seiring dengan meningkatnya kesejahteraan petani kopi.
Selanjutnya, para petani diharapkan dapat melakukan budidaya dengan benar dan menjaga kelangsungan produksi tanaman kopi dan kelestarian lingkungan serta dapat meningkatkan tingkat keamanan kebun kopi seiring dengan meningkatnya kesejahteraan petani kopi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel