BTN Tahan Kenaikan Bunga Kredit

Bisnis.com,04 Jul 2018, 18:36 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Bank BTN/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. belum ada rencana menaikan suku bunga dasar kredit (SBDK) dalam waktu dekat. SBDK Juli 2018 akan serupa dengan bulan lalu.

“Juga suku bunga ritel yang utama adalah KPR subsidi yang tetap 5% dan suku bunga KPR non-subsidi dengan counter rate tetap 9,5%,” kata Direktur Finance & Treasury Iman Nugroho Soeko kepada Bisnis, Rabu (4/7/2018).

Iman melanjutkan perseroan memilih fokus melakukan efisiensi biaya operasional. Biaya promosi produk yang dirasa tidak tepat sasaran tidak akan dieksekusi. Selain itu juga alokasi untuk outsourcing harus tepat antara jumlah dengan capaian yang ingin dihasilkan.  

Seperti diketahui, Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate naik 50 bps dalam satu bulan terakhir, menjadi 5,25%. Hal ini dilakukan sebagai respons dari kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

Adapun, BTN menyatakan permintaan kredit selama kuartal I/2018 menunjukkan performa yang sesuai ekspektasi perusahaan, atau naik lebih dari 21%. Pertumbuhan kredit emiten BBTN pada triwulan pertama tahun ini ditopang penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi, baik yang diberikan secara konvensional maupun lewat unit usaha syariah.

Capaian itu melanjutkan kinerja positif tahun lalu. Sepanjang 2017, kredit BBTN bertumbuh sebesar 21,01%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 8,35%.

Kinerja BBTN yang cukup positif itu tak lepas dari kiprahnya dalam program Sejuta Rumah. Tahun ini, Bank BTN membidik pembiayaan perumahan sebanyak 750.000 unit. Target itu akan dicapai melalui penguatan Program Sejuta Rumah, baik lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), Bantuan Uang Muka, serta skema baru yang dibuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2PT).

Secara keseluruhan, BBTN membidik pertumbuhan kredit agresif, yakni 22%-24%. Sementara itu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan memproyeksi kenaikan sebesar 10% -12%.

Selain itu, dari sisi pendanaan, BBTN juga mematok kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 19%—22%. Dengan demikian, ekuitas perseroan diharapkan tumbuh 13%—15% dan total laba bersih dapat terkerek hingga 25% pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini