Kredit Akan Tetap Tumbuh Dua Digit

Bisnis.com,05 Jul 2018, 20:19 WIB
Penulis: Ilman A. Sudarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan kredit perbankan diprediksi terus membaik hingga akhir tahun, dan akan mencapai target yang ditetapkan oleh regulator sebesar 10%-12%.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah memprediksi pada akhir tahun ini pertumbuhan kredit perbankan dapat mencapai kisaran 11%.

“Dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 8%, masih ada keyakinan kredit akan tumbuh lebih baik. Tahun ini akan berkisar di level 11%,” katanya kepada Bisnis, Kamis (7/5/2018).

Berdasarkan Analisis Uang Beredar BI, per akhir Mei 2018 pertumbuhan kredit mencapai 10,2% secara tahunan dengan nilai Rp4.908,9 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari tercatat pada bulan sebelumnya yakni sejumlah 8,9%.

Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit investasi (KI) yang tercatat meningkat dari 7,5% (year on year/yoy) pada April menjadi 8,1% pada Mei. Adapun kredit modal kerja (KMK) tumbuh dari 8,2% pada bulan sebelumnya menjadi 10,4%.

Dalam analisis tersebut, pertumbuhan positif KI hampir terjadi di semua sektor. Namun, terdapat sejumlah sektor yang masih tercatat mengalami penurunan seperti sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan.

Pada sektor pengolahan, pertumbuhan KI terus tercatat negatif sejak Desember 2017. Adapun pada Mei, pertumbuhannya tercatat senilai -2,7%. Penurunan tersebut masih lebih baik dari pada penurunan yang terjadi pada bulan sebelumnya sejumlah -4,0%.

Namun, KMK pada sektor tersebut tercatat positif 7,7%, sedikit lebih rendah dari pertumbuhan pada April sebesar 7,9%. Sejak Desember, sektor ini juga terus mencatatkan pertumbuhan KMK yang positif.

Piter berpendapat, penurunan KI tersebut disebabkan oleh tidak adanya perluasan kapasitas produksi sepanjang tahun ini. Dia memprediksi kebutuhan kredit modal kerja akan terus meningkat karena kebutuhan investasi sudah dilakukan pada tahun sebelumnya.

“Setelah kredit investasi dilakukan yang akan terus meningkat adalah kebutuhan modal kerja,” katanya.

Dia mengatakan, pada kuartal I/2018, industri pengolahan merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,06%. Sektor industri tersebut memberi kontribusi sebesar 0,97%.

“Sementara itu, dari struktur produk domestik bruto [PDB] industri pengolahan memiliki share terbesar yakni 20,27%. Jadi secara sektoral, sektor ini sangat penting bagi perekonomian kita,” ujanya.

Dia mengatakan, pertumbuhan kredit investasi pada sektor tersebut akan tertahan oleh pola musiman Ramadan dan Lebaran yang berlangsung pada Mei dan Juni. Dia mengatakan, pada periode tersebut konsumsi masyarakat akan mengalami penurunan dan cenderung memilih untuk menabung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini