Kementerian BUMN Apresiasi Pembatalan Demo Karyawan Garuda Indonesia

Bisnis.com,06 Jul 2018, 11:32 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Penumpang pesawat udara Garuda Indonesia berjalan menuju pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/9/2014) untuk terbang dengan rute MakassarBau-Bau./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengapresiasi keputusan Asosiasi Pilot Garuda dan Serikat Karyawan Garuda yang membatalkan aksi mogok kerja.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengatakan pembatalan rencana mogok kerja diputuskan setelah pertemuan yang dilaukan Asosiasi Pilot Garuda (APG), Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., dan Menteri BUMN Rini M. Soemarno.

Dari hasil pertemuan tersebut, manajemen Garuda Indonesia bersama Sekarga dan APG sepakat untuk berkomitmen bersama menjaga dan memperbaiki kinerja perseroan. Kedua belah pihak akan melakukan komunikasi dan menjadi mitra kerja dalam menjaga kinerja emiten berkode saham GIAA tersebut.

"Kami apresiasi langkah baik seluruh pihak yang sama-sama masih berkomitmen mementingkan kepentingan nasional. Seluruh pihak pun sepakat untuk lebih bersinergi lagi dalam meningkatkan kinerja perusahaan,” ujarnya, Jumat (6/7/2018).

Gatot menambahkan Sekarga dan APG sepakat untuk menjaga keberlangsungan operasional penerbangan perseoran. Hal itu termasuk mendukung dan menyukseskan program nasional seperti penerbangan ibadah haji tahun ini.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury sebelumnya menyatakan kinerja perseroan pada kuartal I/2018 sudah berada sesuai jalur. Diharapkan, hasil yang dibukukan dapat mendorong emiten berkode saham GIAA itu untuk membukukan keuntungan pada 2018.

Seperti diketahui, on time performance Garuda Indonesia pada periode Januari-Mei 2018 berhasil mencapai 89%, lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi pelayanan, Garuda Indonesia mempertahankan capaian status bintang 5 dari Skytrax yang diraih pada Februari 2018.

Di sisi kinerja keuangan, GIAA mengantongi kerugian US$64,3 juta pada kuartal I/2018. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$101,2 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini